seaport Malahayati

“Ah, di Aceh, mana bisa maju?”

Quote diatas paling sering saya dengar. Ya, saya percaya kalau susah membangun sebuah usaha dan sukses dari Aceh. Aceh ini cuma negeri kecil. Aceh itu hanya sebuah provinsi di ujung Sumatra. Orangnya (katanya) kurang berpendidikan. Pemberlakuan syariat islam dinilai menghambat perkembangan ekonomi. Apa-apa di Aceh itu mahal!

Tapi, ah sudahlah. Saya tidak ingin terus menerus memandang sesuatu dari sisi negatifnya. Hanya akan merusak pikiran saya.

Hampir seminggu ini saya sakit, jadi menurut saya, wajar kalau pikiran saya sedikit tidak baik. Berbicara saja sedikit ngelantur.

Pagi ini, saya membeli sebuah air minum kemasan, Aqua namanya. Ya, benar-benar aqua. Bukan merk lain. Setiap tegukan saya teringat cerita dibalik aqua ini. Dosen saya yang asli Aceh pernah bercerita kepada saya. Kalau pak Tirto Utomo pemilik aqua itu pernah dikatakan orang gila. Iya, Gila! Bagaimana tidak, dulu belum ada orang yang menjual air minum dalam kemasan. Terlebih lagi, harganya jauh lebih mahal dari seliter bensin.

peta Mining yang ada di Aceh
Tapi sekarang? Siapa yang tidak kenal dengan Aqua ini? Semua menirunya. Semua ingin membuat usaha Air Minum Dalam Kemasan.

Pun demikian dengan Aceh!

Begitu banyak para pembisnis di Aceh layu sebelum berkembang. Padahal, mungkin, mereka belum melihat peluang bisnis yang ada di Aceh. kenapa saya katakan demikian? Karena, ketika nanti saya jabarkan peluang bisnis di Aceh, akan ada begitu banyak peluang. Memang, penduduk Aceh tidak seramai penduduk Medan. Berarti perkembangan bisnis tidak akan meningkat signifikan. Ya, bisa jadi benar, bisa jadi salah.
Benar karena bila bisnis itu hanya terpaku di Aceh. Salah, karena itu artinya anda tidak melihat gaya hidup orang Aceh.

Tahu Ayam Lepaas..? ini salah satu bisnis yang di dirikan di Aceh, lalu kini sudah sampai ke Malaysia. Siapa yang tidak kenal ayam lepas kini? Padahal idenya karena di Aceh ada ayam tangkap, jadilah pak Suparno membuat ayam Lepaas. Sesederhana itu saja.

Gedung rektorat Universitas Malahayati
Anda kenal dengan bapak Rusli Bintang? Mungkin tidak. Tapi mungkin anda tahu Universitas Malahayati di Lampung. Universitas Batam yang terletak di kawasan elite kota Batam.  Belum selesai sampai disitu, di Jakarta pun ada. Institut Kesehatan Jakarta. Padahal, pak Rusli ini tidak tamat SMA. Di Aceh sendiri beliau mulai dari dunia konstruksi kecil-kecilan. Lalu, membangun sebuah Universitas untuk anak-anak yatim piatu dengan nama Universitas Abulyatama. Anak-anak yatim yang kuliah disana, semuanya gratis.

Gedung Institut Kesehatan Indonesia Jakarta
Begitulah, beliau membangun master plan business-nya pertama kali di Aceh. lalu berkembang ke provinsi lain di Indonesia.

Lalu, ada Pak Lukman CM. pemilik PT Pelita Nusa. Sebuah perusahaan Kontruksi yang kini sudah mulai menjadi salah satu perusahaan kontruksi terbesar di Aceh. beliau juga memulai usaha dari kecil. Bahkan hanya dari sebuah lapak kosong di belakang Masjid Raya Banda Aceh. kini? Salah satu perusahaan Gas asal korea mengajak perusahaan beliau untuk membangun bangunan di Sulawesi sana.

Bila mereka mampu kenapa kita tidak?

Bukankah kopi Starbuck itu yang menjadi bahan dasarnya adalah kopi yang berasal dari tanah Gayo? Aceh tengah.

Bukankah PT Garuda Indonesia dulunya juga berasal dari Aceh? hmm.. pasti anda akan mengira kalau saya asal kan? Masih ingat dengan Pesawat RI 001? Dari mana dana pembelian pesawat tersebut? Aceh! Tentu saja kita tidak lupa sejarah. Bagaimana akhirnya presiden pertama Indonesia meminta Aceh untuk membantu Negara ini yang kala itu sedang dilanda krisis yang hebat. Tidak ada biaya untuk beli pesawat. Tidak ada biaya untuk menjalankan roda pemerintahan. Hampir semuanya dari harta orang Aceh. benar bukan?

replika Pesawat Dakota RI 001

Tenang, saya tidak bermaksud ingin mengungkit lagi luka lama. Tapi, itulah kenyataannya. Dari Aceh, semuanya bisa. Tinggal bagaimana kita bisa mengembangkan bisnis dan usaha tersebut. Bukankah secara geografis, posisi Aceh sebagai pintu masuk ke selat malaka bisa dimanfaatkan dengan baik. Begitupun dengan posisi sabang yang dekat dengan Thailand.

Negeri Aceh ini, sebenarnya jauh dari katagori cukup. Karena pada prinsipnya, secara hitungan, Aceh mampu untuk terus mengibarkan kehebatannya ke seluruh provinsi lain di Indonesia. Akan tetapi, semuanya kini kembali ke pada anak-anak Aceh itu sendiri.

Oh ya satu hal lagi, bagi mereka yang berasal dari non Aceh, jangan takut berbisnis di Aceh. Tenang, saya jamin, anda tidak akan di tembak kok. Aceh kini sudah sangat aman. Apalagi kalau ke sabang, malah super aman. Insya Allah, berbisnis di Aceh akan mampu membangun bisnis menjadi lebih besar lagi. Kan?

Jadi, apa saja usaha yang cocok untuk di buka di Aceh? ada baiknya anda datang, dan lihat sendiri. Nilailah sendiri ke Aceh! Oke?


Banda Aceh, 12/03/15
YR


Nb : All Picture by Google