Mungkin, ini bukanlah sesuatu yang menarik untuk dibahas. SMA? Apa hebatnya SMA ini sampai harus diceritakan panjang kali lebar. Lalu, di wajibkan sebagai destinasi wisata yang harus dikunjungi selama kita bermain ke Banda Aceh. Bukankah sebenarnya masih banyak destinasi wisata lain di kota para raja ini? Kenapa harus SMA?
Begini, SMA ini bisa dikatakan sebagai sma tertua di Banda Aceh, mungkin, di provinsi Aceh pada umumnya. SMA ini terletak hanya selemparan batu dari lapangan Blang Padang Banda Aceh. Bangunannya juga cukup mudah ditandai. Bangunannya yang menyerupai kuil Yunani dengan pilar-pilar besar berdiri megah didepannya. Seolah menompang atapnya dengan sempurna. Bahkan, bangunan ini juga termasuk salah satu bangunan tua yang selamat pada kejadian maha dahsyat pada era modern ini. Yups, Bencana Gempa dan Tsunami Aceh tahun 2004 silam.
Bangunan yang terletak tepatnya di jalan Prof. A Majid Ibrahim I no, 7 Banda Aceh ini dulunya pada jaman colonial merupakan Mulo School yang pada akhirnya, di tahun 1946 setelah Indonesia Merdeka, MULO School ini resmi dirubah menjadi SMA 1 Negeri Banda Aceh. Bangunan ini sendiri katanya dibangun 1920 (Beberapa sumber mengatakan bangunan ini dibangun 1878), Dan sampai sekarang, kita masih bisa melihat bagaimana empat belas pilar silindris layaknya Kuil Patheon masih berdiri kokoh. Atapnya yang berbentuk Segitiga dan Lingkaran yang berada ditengah segitiga tersebut juga masih terukir jelas.
Gedung yang berkontruksi beton, campuran kayu dan seng pada bagian atapnya, merupakan gambaran jelas dari gaya arsitektur eropa pada abad pertengahan. Gaya ini juga masih bisa dilihat pada bangunan masjid yang sangat terkenal, Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Tapi, bagi saya sendiri, gedung SMA ini lebih mirip Gedung Putih tempat Pak Barak Obama berkantor di Amerika Serikat sana. Gimana kerenkan? Dari gaya jendelanya yang besar-besar, pintu gerbang bangunan tersebut juga terlihat persis seperti pintu gereja Eropa atau seperti pintu Gedung Putih yang di Amerika. Jadi, tidak perlu jauh-jauh ke Amerika jika ingin melihat Gedung Putih, di Banda Aceh juga ada kok!
Lalu, bila kita berjalan ke halaman depan gedung tersebut akan ada sebuah tugu yang bertuliskan dengan tiga bahasa. Inggris, Indonesia, dan Aceh sendiri. “Gedung ini adalah peninggalan Belanda yang telah ada sejak 1878 dan pernah menjadi tempat berkumpulnya kaum teosofi Belanda. Sejak Indonesia merdeka, gedung ini difungsikan sebagai SMA yang pernah melahirkan sejumlah pemimpin dan tokoh penting Aceh”.
Misteri-Misteri dari Jaman Belanda
Bukan bangunan jaman colonial namanya bila tak ada misteri yang menyelimutinya. Tepat dibagian belakang bangunan tersebut, ada sebuah lubang yang besar. Katanya, itu sebuah gua yang dulunya digunakan untuk melarikan diri atau jalan pintas untuk menuju ke suatu tempat. Ada yang bilang gua itu menuju ke taman Putroe Phang yang terletak kurang lebih 500 meter dari SMA tersebut. Ada juga yang bilang kalau lubang tersebut tembus ke rumah Pangdam Aceh, yang ada sejejeran dengan bangunan SMA tersebut, entahlah.
Sampai dengan hari ini, tidak ada seorangpun berani masuk kedalamnya, apalagi setelah kejadian tsunami. Banyak isu yang berhembus katanya di lubang itu yang kini telah ditutup, sempat masuk mayat. Ada juga yang mengatakan bahwa, dulu, pernah ada beberapa orang siswa yang nekat main di dalam lubang tersebut. Akan tetapi mereka akhirnya kerasukan dan berbicara bahasa Belanda.
Peninggalan Freemasonry Di Banda Aceh
Bangunan SMA ini juga dikatakan sebagai salah satu situs peninggalan sebuah organisasi yang penuh misteri di dunia, freemasonry di Indonesia. Saya tahu, anda akan mengerutkan kening mendengar hal ini. Bagaimana mungkin, Aceh bisa kecolongan? Bukankah Aceh dulu begitu kuat syariat islamnya?
Ketika Banda Aceh jatuh dalam genggaman Belanda, mereka mulai membangun dan menata kota banda aceh menjadi seperti yang kita lihat sekarang. Nah, beberapa bangunan memang dibangun oleh kaum Belanda yang beragama yahudi. SMA 1 Banda Aceh inilah salah satunya. Bahkan, menurut para penggila konspirasi freemason lambang lingkaran yang terletak dibubungan atap itu seperti lambang yang biasa digunakan oleh organisasi tersebut.
Terlepas dari semua cerita dan mitos di atas, SMA 1 Banda Aceh ini layak dijadikan salah satu destinasi wisata sejarah kolonial Belanda di Banda Aceh. Bangunan yang berdiri megah, arsitekturnya yang tergolong dalam ne-Classic yang berasal dari abad pertengahan Eropa. Bangunan kuno ini masih megah sampai sekarang, dan terus menerus menghasilkan para cendikiawan muda Aceh. Tsunami dan Gempa tak jua berhasil meluluh-lantakkannya. Walaupun, bangunan sejenis yang berdiri tepat di samping perkarangan SMA1, yaitu bangunan SMP1 Banda Aceh, kini sudah tidak lagi sesuai aslinya karena dimakan oleh tsunami.
Mungkin, lain kali, kita akan bahas mengenai lorong waktu di gunongan. Tapi, bagaimana saya mau cerita, kesana pun saya belum pernah, hihihi
# Sumber foto
http://referensi.data.kemdikbud.go.id/tabs.php?npsn=10105389
Comments
wah...keren bangunan sekolahnya
ReplyDeleteiya mas, tapi sayangnya, saya nggak lulus untuk masuk ke situ dulu hehehe
DeleteMisteri terowongan yg selalu bikin penasaran. Setiap mau ke BK untuk konsultasi jurusan kuliah pas masih di sma dulu, atau sekedar lewat dekat pintu belakang itu, pasti keliatan pintu masuk terowongannya.
ReplyDeleteAda kok yg pernah masuk ke terowongan itu, tp nggak terlalu jauh ke dalam karena ternyata terowongannya buntu nggak jauh dari pintu masuk terowongan. Guru biologi saya pernah masuk ke sana, dia mengabadikan momen itu dalam bentuk video dan dia memperlihatkan video itu ke saya dan teman sekelas. Saya nggak tau ini boleh diceritakan atau nggak, tp yang pasti memang terowongan itu masih jadi misteri. Beruntung kami bisa tau gimana kondisi di dalam terowongan dr video yg diabadikan oleh guru saya tersebut. Di dalam sana ternyata memang ada piano tua, persis seperti yg diisu-isukan.
waaaa.. jadi makin penasaran saya :))
Deletejadi beneran ada pianonya ya? ada video nya kah?
Hai... Terima Kasih sudah membaca blog ini. Yuks ikut berkontribusi dengan meninggalkan komentar di sini 😉