"Konflik yang berkepanjangan, perang demi perang di alami oleh negeri yang terkenal dengan serambi Mekkah ini, memaksa masyarakat Aceh hanya memikirkan hidup dan mati saja. sedangkan untuk budaya, adat, serta seni-seni peninggalan era kerajaan lambat laun mulai terlupakan."
Sejarah batik di Indonesia sudah di mulai
sejak ratusan tahun yang lalu, bahkan mungkin, sudah sejak ribuan tahun yang
lalu. Begitu mendunianya batik, hingga akhirnya batik di patenkan menjadi milik
asli Indonesia. Pun demikian dengan batik Aceh itu sendiri. Batik Aceh sebenarnya
sudah ada sejak abad Kesultanan Aceh. Mungkin, sekitar abad ke 13 M motif batik Aceh
sudah dipakai. Untuk menguatkan teori ini, kita bisa melihatnya di museum Aceh,
disana secara langsung diperlihatkan motif-motif batik pada batu nisan
raja-raja Aceh, dan juga dapat di lihat pada ukiran-ukiran yang
terdapat pada Rumoh Aceh.
Konflik yang berkepanjangan, perang demi
perang di alami oleh negeri yang terkenal dengan serambi Mekkah ini, memaksa
masyarakat Aceh hanya memikirkan hidup dan mati saja. sedangkan untuk budaya,
adat, serta seni-seni peninggalan era kerajaan lambat laun mulai terlupakan. Seratus
tahun lamanya Aceh terus berperang. Hingga akhirnya seorang gubernur Aceh pada
tahun 1980an, Bapak (Alm) Ibrahim Hasan, kembali meminta agar ada pengusaha
yang bergerak dibidang konveksi untuk kembali mengangkat batik Aceh yang telah
lama tenggelam jaman.
Replika Makam Putri Nahridsyah (Tahun 1200an) |
Bapak (Alm) Ibrahim Hasan kala itu meminta agar ada putera daerah Aceh yang berani membuat batik yang bercorak khas Aceh. Dan, beliau juga menjamin bila batik tersebut berhasil dicetak, maka beliau sendiri yang akan menjualnya kepada dinas-dinas yang tersebar di Provinsi Aceh (Dulu bernama Daerah Istimewa Aceh).
Kala itu, tak ada yang berani menerima
tantangan tersebut, hingga akhirnya seorang pengusaha konveksi asal Aceh Besar, bapak Zaini Aziz menerima tantang tersebut. Pengembaraan motif pun
bermula. Untuk tahap awal, motif batik Aceh masih berkutat pada motif Pintoe Aceh (pintu Aceh). Itu pun, masih
dalam model printing. Belum dalam model cap, ataupun batik tulis.
Melihat hasil awal, pak Gubernur mulai
senang, akan tetapi, beliau meminta agar motif di kembangkan lagi. Mengingat Aceh
begitu kaya akan motif-motif yang mewakili sifat, budaya, dan adat orang Aceh. Beliau
juga meminta agar jangan hanya printing, melainkan harus ada batik cap. Sehingga
perpaduan warna serta kualitas batik Aceh ini mampu bersaing di pasar nasional.
Minimal, laku dulu di rumah sendiri.
6 Juli 1991. Sabtu pagi, diatas sebuah plakat
kain sutera yang bermotif Aceh, berwarna coklat emas. Akhirnya Pak Ibrahim
Hasan meresmikan pendirian pabrik batik motif tradisional Aceh untuk yang pertama kalinya dan satu-satunya di Aceh kala itu. Batik Aceh pun kembali mulai di perkenalkan kepada
masyarakat Aceh. Dengan nama Batik Zean’s
Sambutan dari masyarakat Aceh kala itu
begitu hangat. Hampir seluruh sekolah menengah tingkat pertama dan menengah tingkat atas memakai baju
seragam bermotif batik Aceh. Demikian juga untuk beberapa dinas satuan kerja Aceh kala
itu. Dukungan pak Gubernur dan keberanian Pak Zaini Aziz membuahkan hasil.
Batik Aceh kembali ke kancah nusantara. Tahun 2000, Provinsi Aceh yang di
pimpin oleh Abdullah Puteh membentuk
Dewan Kesenian dan Kerajinan Aceh.
Dari dewan ini kembali dilahirkan motif-motif baru.
Plakat Peresmian Pabrik Batik Motif Aceh |
Kemeriahan batik Aceh terus mewarnai sasana
budaya Aceh, sampai akhirnya...
26 desember 2004, Minggu pagi, gempa dan
tsunami melanda Aceh. Batik Aceh kembali mendapatkan pukulan telak. Keadaan yang
simpang siur. Keadaan ekonomi Aceh tidak jelas. Gubernur sudah berganti, Pabrik
mulai tersendat. Tapi keadaan tidak berlangsung lama. Badan Rekontruksi dan
Rekonsiliasi Aceh-Nias (BRR Aceh-Nias) membantu Batik Aceh untuk kembali
bangkit. Kali ini, mereka bersama Dekranasda Aceh membentuk Rumah Batik Aceh. Sedangkan
Batik Zeans juga mendapatkan keberkahan tersendiri dari terbentuknya Rumah Batik
Aceh. Yaitu, ada ajang promosi gratis. Bantuan dari pihak BRR Aceh-Nias dalam
mempromosi batik Aceh kembali mengangkat Batik Zean’s dan Batik Aceh itu
sendiri.
Sekarang, Batik Aceh sudah berkembang sangat
pesat. Mulai dari perkembangan motif, juga dari segi penggunaan warna dan kain.
Harga jual juga variatif, mulai dari 350 ribu sampai dengan 2,5 juta rupiah
perlembar kain.***
Dalam Motif batik Aceh itu
sendiri, mengandung begitu banyak makna, yakni menggambarkan kepribadian dan filosofi
kehidupan masyarakat Aceh yang menjadi kearifan lokal serta pedoman hidup
masyarakat Aceh. Motif-motif Batik Aceh yang terkenal diantaranya adalah motif Pintoe Aceh ( Pintu Aceh), Bungoeng
Jeumpa (Bunga Jempa), Tulak
Angen (motif yang biasanya ada pada rumah Aceh yang atapnya berbentuk plana) , Rencong, awan berarak, awan meucanek, Gayo, Pucok Reubong, dan lain sebagainya.
Berikut beberapa penjelasan motif-motif batik Aceh;
- Motif Pintoe Aceh. Pada umumnya, rumah adat di Aceh memiliki pintu yang rendah. Sehingga apabila ada tamu yang ingin masuk, maka dia harus menundukkan kepalanya sebagai bentuk sebuah rasa menghormati si pemilik rumah. Sedangkan rumah adat tersebut dibagian dalamnya sangat luas dan lebar-lebar. Hal ini mengartikan kalau orang Aceh itu memiliki tabiat dan adat istiadat tidak mudah terbuka dengan orang asing namun dapat menjadi sangat baik bahkan bagaikan saudara kandung bila sudah saling mengenal. cihuuuy…
Motif Tulak Angen yang berbentuk segitiga |
- Motif Tulak Angen. Maksud dari motif tolak angin ini adalah diartikan bahwa masyarakat Aceh cenderung mudah menerima perbedaan satu sama lain.
- ·Motif Bungoeng Jeumpa. Bungong jeumpa atau istilah lain dikenal dengan nama bunga kantil, banyak ditemukan di daerah aceh karena jumlahnya banyak serta memiliki bentuk yang indah. Motif bungong jeumpa merupakan motif batik Aceh yang bernuansa natural dan alam
Motif perpaduan rencong dan Bungong Jeumpa |
- Motif Rencong. Rencong adalah merupakan senjata khas dari Aceh, yaitu senjata tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Aceh. Rencong menyerupai belati, namun berbeda dengan pedang atau pisau, dengan bentuk menyerupai huruf L. saking terkenalnya senjata ini sampai Aceh juga dikenal dengan istilah tanah Rencong.**
Sepintas, mungkin, kain
bermotif Aceh itu hanyalah sehelai kain yang ingin mencontek kain batik yang
berasal dari tanah Jawa. Tapi bagi kami, itu adalah sebuah identitas diri! Terlebih
lagi bagi saya, batik Aceh ini merupakan jati diri keluarga besar saya. Karena Batik
Zean’s itu, Pak Zaini Aziz itu, masih terhitung kakek saya! Hihihi
Jadi, bila sahabat
penasaran dengan saya, kita ketemuan saja di Batik Zean’s. yang beralamat tak
jauh dari Taman Budaya Provinsi Aceh.
Batik Zean's, 12 Februari 2015
YR
Ket :
*** harga yang ditawarkan berdasarkan jenis kain dasar yang di gunakan. ada bahan. dan harga tersebut biasanya untuk batik Cap dan Tulis
Comments
Wuih, kayaknya harus maen ke Batik Zeans ni :D
ReplyDeleteAsyiiik... bos Piyoh mau main ke batik Zeans. bang sekalian konsultasi bisnis baju kaos batik ya? :D
DeleteAha, ini dia batik Aceh yang lama dicari-cari. Sempat penasaran juga dengan keberadaan batik Aceh dan terjawab sudah di artikel ini. :-)
ReplyDeleteTerima Kasih atas apresiasinya bang Azhar, jika ada yang ingin ditanyakan boleh kok..
DeletePengen punya batiknya....
ReplyDeletemau beli mas? :D
DeleteKalau nanti ke aceh, aku pengen beli yang perpaduan rencong dan Bungong Jeumpa.
ReplyDeleteBungong jeumpa yang kayaknya rada susah nyari Bang. soalnya lebih banyak bunga seulanga :D
Deletepermisi bang, saya ingin bertanya nih.. untuk pemakaian tiap motif batiknya sendiri apakah ada waktu2 tertentu atau acara2 tertentu yg mengharuskan masyarakat Aceh memakai busana dengan motif2 batik yg ada diatas? terimakasih :)
ReplyDeletebisa dikatakan tidak ada kak.. Setiap motif batik aceh sampai saat ini hanyalah sekedar motif pelengkap khasanah budaya aceh :)
DeleteAssalamu'alaikum.....
ReplyDeletePak kalo pesan batik katun motif di ajukan konsumen bisa gak,
soalnya Usaha Tailor saya mau coba Produksi batik bermotif Logo Club sepak Bola Eropa....
kebetulan untuk pemesanan motif batik bergaya Aceh, bisa Pak. akan tetapi bila bapak ingin memesan motif sesuai yang bapak mau, apalagi dengan logo club bola itu, setahu saya itu di Print Pak
DeleteAda pabrik/tempat produksi sendiri untuk batik zean bang?
ReplyDeleteada.. mereka punya tempat produksi sendiri
DeletePak, dijual online kah batik2 zeans. Kmrn blm s4 beli yang batik cowoknya. Klo bs online sy minat nih
ReplyDeletesepertinya belum ada Mbak..
Deleteomen, mantrap nyan batik aceh, seandainya produksi masal dan bisa dropship...alah ha..ha..ha bereh li
ReplyDeleteHai... Terima Kasih sudah membaca blog ini. Yuks ikut berkontribusi dengan meninggalkan komentar di sini 😉