Tugu Simpang Lima (by Arie Yamani) |
Tidak perlu hotel bintang lima, yang penting tempat tidur layak. Tidak perlu taksi, yang penting kemana-mana mudah dan murah. Tidak perlu jalan beraspal hotmix, yang penting jalan menuju ke lokasi wisata mudah dan nyaman. Tidak perlu terlalu muluk terlebih dahulu, karena yang terpenting, semuanya mudah di jangkau
Berbicara bisnis
pariwisata Indonesia, berarti kita berbicara pulau Bali. Bahkan, tak jarang,
beberapa para bule, jika ditanya, apakah dia tahu Indonesia dimana? Dia akan
menjawab, dekat Bali. Ya, begitulah kenyataannya. Saking terkenalnya Bali
dibandingkan Negara tempat Bali itu sendiri.
Bali, sebuah provinsi yang berhasil membangun image-nya dengan baik di mata dunia. Bidang pariwisata mereka melesat jauh meninggalkan seluruh provinsi di Indonesia. Sekarang, siapa yang tak kenal dengan Kuta, Nusa Dua, Sanur, Jimbaran, dan Tanjung Banoa. Ya, semua itu identic dengan pantai. Lalu, tarian kecak, Bali juga berhasil mengangkat budayanya ketempat yang paling di inginkan oleh semua penggerak seni dan budaya.
Pulau Raya, Aceh Jaya (punya bang arie) |
Dengan jumlah kunjungan wisatawan lebih dari 4 juta orang per-tahun, bisa dipastikan devisa pendapatan provinsi Bali sebagian besar berasal dari sector pariwisata. Kita semua tahu, bahwa daerah yang bergantung pada hasil Tambang, suatu saat pendapatan asli daerahnya akan turun seiring dengan menurunnya jumlah produksi hasil Tambang tersebut. Tapi tidak pada daerah yang memiliki sector andalannya dari pariwisata. Mereka akan stabil bahkan cenderung meningkat.
Hebatnya pulau
Dewata, dia sudah merintisnya jauh sebelum provinsi lain kebakaran jenggot
mengenai pengembangan pariwisata. Sekitar 1960an, Bali, mulai kembali
menggaungkan budaya, seni, serta lautnya kepada dunia luar. Sehingga, hasilnya
bisa kita lihat sampai dengan hari ini. Sector pariwisata Bali berhasil menjadi
sumber pendapatan paling utama provinsi yang berjuluk the island of paradise ini.
Lalu bagaimana
dengan Aceh?
Tentu saja bisa.
Sangat bisa malah. Tapi siapkah Aceh menjadi seperti Bali? Mengapa? Karena
sebenarnya Aceh mempunyai potensi wisata yang bisa dikatakan tidak kalah dengan
Bali. Hanya saja, yang menjadi masalah kini adalah bagaimana pengelolaannya,
promosinya, serta pengembangannya.
Fokus
Permasalahan
paling utama hari ini (menurut saya) Aceh masih kurang focus. Sebenarnya,
pengembangan ekonomi Aceh itu mau dibawa ke arah mana. Apakah ingin pada wisata,
infrastruktur, ataukah industry. Karena sampai saat ini, walaupun alokasi dana
dari pemerintah Indonesia kepada Aceh tergolong besar, sepertinya Aceh sedikit
kebingungan. Kemana dana tersebut itu harus di fokuskan.
Bila ingin menjadikan
Program visit Aceh berhasil, maka otomatis pengalokasian dana harus lebih besar
kepada sector pariwisata dan sector-sektor pendukungnya. Pendidikan? Tentu saja
sangat di perlukan. Mengingat, Sumber daya manusia Aceh juga harus ditingkatkan
kapasitasnya agar bisa mengelola pariwisata dengan baik.
Pantai Langee Aceh Besar (punya bang arie) |
Ingat! Promosi itu
bertujuan untuk mengajak orang untuk “membeli” produk yang ditawarkan. Jadi tidak
perlu memperlihatkan semuanya. Tidak pernah ada swalayan yang mempromosikan
semua isi produk dalam tokonya bukan? Lalu? Mereka hanya mempromosikan
produk-produk andalan dan produk terbaru. Dengan demikian, tujuannya menjadi
jelas. Si pembeli tidak akan kebingungan. Minimal para wisatawan tertarik dulu
ke Aceh. Sesampainya di Aceh, barulah mereka di jelaskan bahwa Aceh memiliki
sejuta kelebihan dibandingkan dengan daerah lainnya.
Pucok Krueng Raba Aceh Besar (punya bang arie) |
Pengelolaan dan infrastruktur
Danau laut Tawar, Aceh Tengah. (Foto saya punya) |
Dengan demikian,
bila keseriusan ini berhasil ditunjukkan oleh pemerintah Aceh, bukan tidak mungkin,
pantai Lampuuk bisa menjadi seperti pantai Kuta. Sabang bisa menjadi seperti Sanur
dan Nusa Dua. Memang semuanya perlu waktu. Akan tetapi, disinilah keseriusan Aceh
harus di tempa dalam memajukan sector pariwisatanya. Bukankah, kita semua percaya, bahwa, tidak ada yang tidak mungkin selama kita berusaha bersungguh-sungguh mewujudkannya? Aceh pasti bisa menyaingi Bali!
Banda Aceh,
18/3/15
YR
Comments
kalo sabang berpotensi bisa seperti Bali, tapi engga seterbuka bali.
ReplyDeletesaya sampai mau Aceh lagi mau eksplore lebih disana :)
pasti bang harpandi nyorotnya karena syariat islam kan?
Deletebegini bang, kurang pas rasanya klo kita nyalahin syariat islam bang. karena malaysia dan dubai sudah membuktikan klo syariat bukan sebuah masalah bagi perkembangan pariwisata. tinggal bagaimana kitanya aja bang.. mau apa tidak? kan tinggal di pilah2in aja
kalo sabang berpotensi bisa seperti Bali, tapi engga seterbuka bali.
ReplyDeletesaya sampai mau Aceh lagi mau eksplore lebih disana :)
Opini yang sangat bertenaga, Bang. Maunya dikirim ke Serambi Indonesia, sayangnya sudah dipublis di sini. Hehe.
ReplyDeleteTapi gak apa, ini oke banget. :D
pasti untuk kolom opini ya Mur?
Deleteah gpp. insya Allah kedepannya klo ada tulisan kayak gini lagi. abang konsul ke makmur dulu bisa?
klo kira2 aman, kita kirim. klo nggak aman, ya kita publish di blog :D
dan jangan lupa buat para blogger kalau kemana-mana di tulis pasti akan memberikan efek yang sangat bangus.. salam dari www.bolanggayo.com
ReplyDeletesiap bang.. salam kenal kembali bang
DeleteHaaaah, jangan kek bali dong.
ReplyDeleteTiap daerah kan punya keunikan dan keindahannya masing-masing.
Biarin aja deh, aceh ya aceh. Bali ya bali...
Gimana yah, agak nggak rela kalo aceh jadi seperti bali.
Just saying aja sih... :D
hihihi Iya, aku paham kok Ain, tapi maksudnya itu, Aceh itu pariwisata dan ekonominya aja yang seperti bali. tapi tentunya dengan adat aceh. dan tetep nggak pake sumpeknya :D
Deletegitu kan?
Jangan... maksudnya jangan seperti Bali, tapi seperti Aceh saja. Menurut saya harus tetap dijaga pariwisata di Aceh agar maju tp tetap dalam koridor budaya Aceh yang Islami. Menurut saya di Indonesia belum ada wilayah yang seperti ini. Bali unik karena budaya-nya. Aceh kalau menurut saya "bergelimpangan" dengan sejarah, panorama, makanan, budaya yang sangat amat menarik. Jangan sampai kehilangan karakternya..
ReplyDeletesaya paham bang Agung. dan saya sangat sangat setuju klo setiap daerah punya keunikannya masih2. aa karakter yang harus di bangun dan di jaga. seperti itulah yang saya maksud bang. terima kasih bang Agung.. youre is the best :)
Deletekapan ada waktu ke aceh, kiita ketemuan ya bang
Hmmm, klo menurut saya sih kalau niatnya menjual pariwisata, sebaiknya pemprov juga mengembangkan kota-kota lain di Aceh sebagai sarana pendukung. Jangan hanya terpusat di Banda Aceh saja. Misalnya nih saya berniat ke Bener Meriah, Gayo Lues, atau Aceh Singkil, masak harus bolak-balik bermalam di Banda Aceh?
ReplyDeleteYa memang betul Aceh itu luaaas. Lebih luas dari Bali malah. Jadi kalau pariwisata Aceh laku dijual, otomatis kota-kota lain juga ikut berkembang kan? Memudahkan wisatawan deh. :D
Yups.. bener banget. dan itulah yang sekarang sedang kita (blogger aceh) dorong. semoga pemdanya juga nyadar :)
DeleteHai... Terima Kasih sudah membaca blog ini. Yuks ikut berkontribusi dengan meninggalkan komentar di sini 😉