Banda Aceh seolah tidak pernah hancur lebur. Sepertinya tak ada lagi rasa perih yang dulu menghampiri. Semuanya, kini hanya senyum yang tergambar, membuncah dari dalam diri. Mewarnai langit layaknya sinar matahari senja di pantai Lampuuk sore itu.
Salam
Alhamdulillah, tulisan sederhana saya yang berjudul Bertandang Ke Banda Aceh di
muat oleh Koran Kedaulatan Rakyat dalam rubric Pariwisata. Senang rasaya, ini
adalah tulisan yang PERTAMA kalinya di muat oleh media cetak nasional. Tak pernah
terpikirkan dan terbayangkan sama sekali. Bermimpi pun saya tak berani. Alhamdulillah..
semoga menjadi langkah awal untuk terus bisa menjadi lebih baik.
Penggalan
Artikel :
Banda Aceh hanya sebuah kota kecil. Luasnya sekitar
61.36 KM2, tidak lebih luas dari kota-kota besar lainnya yang berada
dalam satu pulau. Kendati kecil, Banda Aceh memiliki tempat wisata yang terpusat di tengah kota. Jadi, mudah bagi saya untuk melakukan jelajah wisata di kota ini. Tinggal mengunjugi pusat kota, bisa langsung mendapati banyak tempat
wisata. Sebut saja Masjid Raya Baiturrahman,
Taman Krueng Aceh, Taman Sari, Museum Tsunami, Museum
Aceh, Pendopo Gubernur, Makam Sultan Iskandar Muda, Tugu Pesawat RI 001, dan
masih banyak lainnya.
Jika di India
ada Taj Mahal, Prasat Hin Phimai di Thailand, dan Inggris punya Kastil Stratford, maka di Aceh
ada Gunongan, sebuah bangunan yang di dominasi warna putih. Bentuknya berundak-undak seperti pyramid. Bersegi sepuluh, dan diatasnya terlihat
seperti sebuah kelopak bunga mekar. Seperti mekarnya cinta sang Sultan kepada
permaisurinya.
Dan seterusnya… (Edisi lengkap ada disini)
Selengkapnya
bisa di baca di Koran Kedaulatan Rakyat edisi sabtu 11/4/15 atau bisa di lihat
pada epaper Kedaulatan rakyat (http://krjogja.com/)
Banda Aceh, kini
menawarkan banyak hal untuk pecinta travelling. Kota kecil ini memiliki objek
wisata yang terbilang cukup lengkap. Mulai dari wisata religi, wisata budaya,
wisata tsunami (yang bisa di pastikan jarang terdapat di daerah lain di Indonesia)
sampai kepada wisata kuliner. Waktu yang dibutuhkan untuk berkeliling semua
objek wisata pun tergolong singkat. Hanya dalam waktu dua hari, semua objek
wisata bisa di kunjungi. Jadi, tidak usah bingung bila ingin berakhir pekan
bersama keluarga dengan waktu dan budget terbatas, Banda Aceh bisa menjadi
pilihannya.
***Thx untuk semua yang telah mendukung dan membantu saya dalam menulis.
Comments
Selamat. Ikut senang membaca berita ini :)
ReplyDeleteAlhamdulillah..
Deletebang terima kasih atas dukungannya :)
Jangan berhenti, segera lanjutkan perjuangan.
ReplyDeleteSelamat ya...
iya Uni insya Allah, perjalanan masih panjang, baru juga start kan uni?
Deleteterima kasih atas dukungannya uni
Selamat ya, Bang... Keren artikelnya (y)
ReplyDeletemakasih ya ka Dee, mohon doanya biar bisa jadi kayak kak Dee
DeleteWah.. Selamat ya, Bang :D
ReplyDeleteAku belom pernah pas senja ke Lampuuk.. Pernahnya pas pagi aja waktu itu :D
Makasih ya beb..
Deleteklo nggak sempat ke lampuuk, jangan sedih, ngeliat sunset di banda aceh juga bisa di kampung jawa, alue naga, dan ulee lheue kok.. ini salah satunya beb http://www.hikayatbanda.com/2015/03/berburu-sunset-dari-kuala-cangkoi.html
Hai... Terima Kasih sudah membaca blog ini. Yuks ikut berkontribusi dengan meninggalkan komentar di sini 😉