![]() |
taken from Acehcyber(dot)net |
Suka tidak suka, sebagian besar orang di negeri Indonesia ini
mengakuinya. Kalau, orang Aceh itu gila! Begitupun dengan orang Aceh sendiri. Penduduk
Aceh, mereka bangga ketika di katakan “Aceh Pungo(tidak waras)” akan tetapi
mereka akan marah besar bila kita katakan kalau dia itu orang gila. Tuh,
bingung kan? Senang di bilang pungo, tapi marah ketika dikatai gila? Begitulah…
Kalau ingin di tarik dari sejarah, istilah Aceh Pungo itu berasal
dari penjajah Belanda. Entah benar atau
tidak, belanda merasa menyesal telah menyerang Aceh secara membabi-buta. Hanya karena
Aceh, menjadi daerah yang satu-satunya masih berupa sebuah Negara merdeka di
kawasan nusantara kala itu.
Ketika perang meletus, pihak belanda mendapat sebuah perlawanan
paling sengit sepanjang sejarah perang mereka. Aceh, mengorbankan Perang Jihad
melawan Kafir. Perang antar Negara berubah menjadi perang agama. Disinilah Aceh
di kenal sebagai sebuah Negara yang “gila” perang. Kemampuan senjata yang tak
seimbang, tidak menyurutkan langkah orang-orang Aceh untuk membunuhi pasukan
belanda serta marsose.
Rencong, menjadi sebuah senjata andalan. Mereka menyerang seperti
tak takut mati. Membunuh dengan gaya khas. Yaitu, membunuh belanda dengan
menggunakan rencong atau kliwang, melakukannya dengan seorang diri. Serta dilakukan
dimana saja, terhadap siapa saja. Yang penting Belanda! (kuburan belanda di banda aceh, katanya, kuburan belanda terbesar di indonesia, katanya..)
Pintu masuk ke Areal Kuburan Belanda di Banda Aceh (inbandaaceh[dot]com) |
Begitulah, karena kenekatan para penjuang Aceh tersebutlah, akhirnya
belanda mengatakan kalau orang Aceh itu Pungo. Ya, Aceh Pungo! Ungkapan yang
kini di warisi turun temurun kepada seluruh generasi muda Aceh. Entah itu
betulan gila ataupun hanya pura-pura gila.
Lalu, berhentikah kegilaan orang Aceh saat ini? Ternyata tidak. Ada beberapa
hal unik yang terjadi di keseharian orang-orang Aceh. Yang menurutku sedikit
kontradiksi dari keadaan normalnya.
Jangan sebut orang Aceh itu, “Kafee”
Coba anda sebutkan orang Aceh itu kafee (kafir). Tanpa menunggu
waktu lama sebuah bogem mentah akan mendarat di wajah manis anda. Padahal, bila
anda Tanya, apakah dia orang islam, dia akan menjawab “ya saya islam seratus
persen”. Tanya lagi, apakah dia shalat jumat? “ya kalau itu urusannya nanti lah”.
Paham? Tidak? Baiklah…
Orang Aceh, itu, pada dasarnya rata-rata beragama islam. Mereka menjadikan
islam sebagai sebuah landasan bagi kehidupan mereka sehari-hari. Tapi, giliran
harus shalat wajib, sebagian dari mereka pasti ada yang ogah-ogah. Nah, yang
ogah-ogahan inilah bila anda sebut dia “lage kafee kah!” (kayak orang kafir kau!”.
Anda harus bersiap-siap menerima pukulan telak darinya. Begitulah, Orang Aceh Gila!
Coba rongten kepala orang Aceh, mungkin isinya Besi!
Tahukan kalian, kalau belanda itu sampai sakit kepala di buat oleh
orang Aceh? Raja Aceh tertangkap, tapi rakyatnya masih tetap berperang? DOM
1989 menjadi bukti bahwa orang Aceh tak mudah dikalahkan. Presiden-presiden
yang memerintah dari rentang waktu 1989 sampai 2004 semuanya pusing. Sakit kepala
mereka.
Dikirimnya, Tank untuk menumpas pemberontak. Malah anak kecil yang
angkat senjata. Dikirimnya, tentara organic. Malah banyak TNI yang berdarah Aceh
menembak temannya sendiri. Mungkin, solusinya Cuma satu. Coba rontgen kepala
orang Aceh. Mungkin isinya bukan lagi batu. Tapi besi.
Ada sebuah ungkapan yang tak lazim. Kalau orang Aceh itu keras
kepalanya. Semakin di kerasi, semakin kuat dia memberontak. Inilah yang membuat
Aceh sanggup berperang sampai puluhan tahun. Karena, semakin kuat di perangi,
maka, semakin kuat perlawanan yang akan diberikan oleh orang-orang Aceh. Ya begitulah,
Aceh itu Pungo Prang! (Aceh itu gila Perang)
Tapi, coba kenalilah mereka lebih dekat. Berlemah-lembutlah kepada
orang-orang Aceh. Maka mereka akan memberikan kepalanya untuk di pegangi. Ya begitulah.
Sebuah watak yang aneh untuk seorang yang gila perang, bukan? Aceh Pungo!
![]() |
Cut Nyak dhien, walaupun sudah tua, tapi tetap ingin perang. "Pungo!" |
Begitulah, beberapa bagian yang menyatakan bahwa masih ada “kegilaan”
yang melekat pada diri orang Aceh. Walaupun tidak semuanya. Dan, tidak semuanya
buruk. Aceh Pungo, istilah dari belanda
itu menjadi sebuah jati diri bagi orang Aceh, betapa patriotiknya mereka. Di sisi
lain, ada sebuah keambiguan dalam sikap kesehariannya.
Mungkin, bila nantinya kawan-kawan, mengunjungi kami disini, kami
akan menceritakan betapa ramah gilanya orang Aceh itu. Penasaran? Mainlah ke kampongku,
di ujung Sumatra ini.
![]() |
senja di pulau ujung sumatra |
Comments
Gerbang kuburan nya kece bener
ReplyDeletelebih kece lagi klo om liat dinding yang dari marmer tu.. itu semua nama2 korban keganasan aceh om :D
Delete#ngasahgolok
Suka ngilu ngak tega kalo baca korban kekerasan
Deletehedeeh.. namanya juga korban Perang Om :D
Deletekorban perang atas kasur juga rame sekarang di perbincangkan di media kan? :D
baru denger dengan kata ACEH GILA ! :D
ReplyDeletehihihi orang aceh nggak mau di katakan gila mbak. tapi mereka tidak masalah kalo di bilang Pungo :D
Deleteternyata rakyat aceh waktu dulu kejam juga yaa :( sereeeem >.<
ReplyDeletesebenarnya bukan kejam sih Mbak Wi.. lebih kepada sikap defense mereka saja. klo sudah orang tua kita di eksekusi seperti binatang, siapa yang tak marah kan? :)
DeleteSeru juga ulasannya, baru tahu mengenai fakta Aceh yang ini :-) Maen bogem nya itu lho :))
ReplyDelete* * *
Jalan2Liburan → Top Rated Tourist Attraction in Cyprus
hahaha syukurnya, main bogemnya itu nggak separah dulu mbak :D
Deletesekarang udah sedikit mendingan kok
Btw, kok komentar mbak sering nggak muncul ya?
gila bukan berarti gila stress kan? heheheh
ReplyDeleteya gimana anda mengartikannya saja deh :D
Deletefoto2 tuanya benar2 bercerita ....
ReplyDeleteterbayang kerasnya perjuangan melawan penjajah kumpeni
dulu sering dengar cerita dari kakek dan nenek buyut, gimana kerasnya mereka bertahan hidup masa2 belanda.. antara salut sama sedih sih :)
Deletedi Aceh juga katanya masih berlaku hukum rajam, cambuk, potong tangan katanya? betul kah?
ReplyDeletetepatnya baru berlaku setelah tahun 2000 aceh kembali menerapkan syariat islam.
Deleteuntuk hukum cambuk sudah mulai di terapkan mbak Gita, akan tetapi untuk hukum potong tangan masih dalam pembahasan (udah hampir 7 tahuh loh pembahasannya hehehe )
Mau mau mau, pengen banget main ke Aceh :-)
ReplyDeleteayoo main ke aceh
ReplyDeleteWah menarik artikel ini, pelan-pelan saya menemukan banyak wawasan baru tentang Aceh, dari orang Aceh sendiri lewat tulisan-tulisan :)
ReplyDeletedan doakan agar orang aceh ini bisa menulis se-objectif mungkin bang :)
DeleteSalah satu penyebab Aceh pungo adalah karena kongsi perang belanda yaitu marsose(pasukan jawa kerja sama belanda) telah berbuat di luar batas2 kemanusian terhadap bangsa aceh.
ReplyDeleteiya, bisa jadi demikian, dan di salah satu khazanah cerita lainnya, di sebut aceh pungo karena gaya perang orang aceh itu sendiri
DeleteHai... Terima Kasih sudah membaca blog ini. Yuks ikut berkontribusi dengan meninggalkan komentar di sini 😉