View kota Takengon pukul 8 pagi |
Sekian lama
sudah tak kesini, mungkin sekitar 5 tahun. Kota kini sedikit berubah, tidak
sedingin dulu lagi. Tapi, tunggu, bukankah kali ini saya lagi-lagi berada
dipuncak musim penghujan untuk sebuah kota yang sudah cukup dingin dan terkenal
akan kopi arabikanya yang kaya aroma dan rasa? Walah, lagi-lagi saya salah
waktu untuk berkunjung ke kota dingin ini. Kenapa? Karena bila musim penghujan
tiba, maka kota yang berada di lembah pengunungan Bukit Barisan dan Redelong ini
berubah menjadi slow motion. Yups,
Anda akan menikmati Slow Motion Vacation.
Suasana Takengon pukul 10 pagi |
Kabut masih
menyelemuti lembah-lembah bukit. Langit sedikit mendung. Tak ada langit biru
seperti dipinggir bibir pantai. Semuanya sedikit kelabu. Anak-anak berlarian di
seputaran masjid Raya Takengon. Sedangkan ibunya, sedang asyik menikmati
dinginnya lantai masjid. Anak beranak itu terus saja bermain bersama. Saya?
Saya masih menggerutui diri sendiri yang lupa membawa jam tangan, jam tangan
yang baru saya beli di sebuah online shop
beberapa waktu lalu.
Suasana Takengon masih berkabut padahal sudah pukul 12 Siang |
“Maaf bang, Saya
lupa kalau kita janjinya jam 10 pagi, sebentar, saya kesana sekarang” membalas
pesan singkat sembari berkemas-kemas perkakas bocah-bocah. Ini saatnya kembali
ke hotel. Sepanjang jalan menuju Bayu Hill Hotel, saya masih tak henti-hentinya
menepuk jidat sendiri. Bagaimana mungkin jam tangan itu bisa tertinggal dikamar
ya? Ah mungkin karena bentuknya yang sedikit kecil kali ya. Jadinya, saya susah
merasakannya.
Sedari dulu,
saya sangat menyenangi jam tangan. Bukan, bukan demi gaya, tapi lebih kepada
“Tahu Diri-nya”. Di beberapa kota di Aceh, menjadi ontime itu adalah sesuatu
yang sangat luar biasa. Kenapa? Karena orang Aceh sedikit terkenal jago Ngaret.
Dan, saya tak ingin di cap seperti itu. Jadilah sewaktu saya berhasil “pecah
telor” dari ngeblog, mencoba mengalokasikan sedikit dana untuk membeli sebuah
jam tangan baru.
Jam tangan yang
saya beli bukan yang mahal, sebangsa Alexander Christie, atau rolex. Hanya
Casio. Sebuah jam tangan yang baterainya bergaransi 10 tahun, tahan air, dan
juga tahan banting. Done! Tidak bergaya, malah cendurung seperti jam anak-anak.
Tapi, ini adalah salah satu jam impian masa kecil saya. Satunya lagi, saya
berharap suatu hari bisa membeli jam tangan merek Expedition. Bentuknya lumayan
besar, jadi dengan demikian saya bisa menjadi lebih “merasakan” feeling jam
dilengan saya. Tidak seperti sekarang ini.
biasanya make yang bisa berubah jadi bima x sih hehehe |
Langkah kaki
terus saya percepat, karena janji ngopi
sudah bergeser 15 menit dari jadwal. Sebentar lagi? Mungkin tawaran ngopi
gratis di tanah tinggi gayo ini akan hilang dan menjadi basi. Hanya karena saya
ketinggalan jam tangan baru. Jadi kawan, ada baiknya kalian memakai jam tangan
bila ingin berwisata menikmati indahnya Pantai Lut Tawar di Aceh Tengah. Kalau
tidak? Tawaran kopi gratis kalian akan terlewatkan begitu saja hanya karena
anda tidak menyadari betapa waktu, telah berlalu dari pagi menjadi sore tanpa
terasa panasnya sinar mentari di siang hari.
Comments
Kotanya berkabut gitu, mengingatkan aku pada Srinagar. Eaaa...
ReplyDeleteWah jam tangannya ada 2 tuh #kode :D
eh eh kenapa ama Srinagar cek?? hayoooo ada yang tertinggal ya disana?? :D
Deleteooh, gampang tuh klo masalah jam. ada banyak nih di lemari.. semuanya udah pada rusak hahaha
itu jam tangan emang biasa dipake dua sekaligus gitu ya bang :D Nggak keliatan kayak anak-anak kok, saya juga suka sama jam yang seperti itu, daripada yang biasa :) lebih lengkap gitu!
ReplyDeletewkwkwkw ya nggak lah Bang.. cuma yang casio yang paling sering saya pake.. emang sih, lengkap dan bisa langsung dibawa nyemplung dimanapun kapanpun. tapi kadang2 klo ketemu pada pejabat yang jamnya model2 luxury gitu bikin jiper juuga bang hahaha
DeleteAda teman aku baru balik dari Takengon dan lumayan kecewa berat karena ekspektasi yang berlebihan, dulunya menurut dia Takengon itu sangat mengasyikkan sekarang cenderung kumuh dan kotor...what do you think mengenai itu ?
ReplyDeleteNah mbak, ini pertanyaan yang paling sulit saya jawab. Kenapa? Karena ini berkaitan dengan persepsi dan ukuran nilai suatu daerah.
Deletekalau menurut yudi, kota ini termasuk salah satu kota yang bersih di aceh. tapi bila mbak mau bandingkan dengan daerah lain? ya tentu saja kota ini belum ada apa2nya.
jika di bandingkan dulu dan sekarang? Yups saya setuju mbak, dengan penilaian dari teman mbak tersebut. Takengon dulu, lebih dingin karena pepohonannya masih rindang, sekarang? ya begitulah
dulu, takengon bukanlah sebuah destinasi yang disenangi karena dingin dan cukup jauh dari kota banda aceh, tapi hari ini? hotel bintang 2+ sudah ada disini mbak.
beberapa event kelas nasional juga sudah mulai di gelar disini, dan tentunya semua ini memberikan efek sosial baik itu positif maupun negatif mbak.
Semoga berkenan :)
Aih! Pengenlah ke kota dingin ini 😊
ReplyDeleteAih!! bang ubai mampir ke sini... :D
DeleteOh zalora sudah sampai ke tangengon yaaa hahaha
ReplyDeleteKnop dah ngak sedingin dulu ??? #AyoJawab
#dezigh #gosokparang
Deletekenapa? karena pohon ganja berganti ama pohon kopi Om :))
Hutan di aceh kini sedang dalam masa2 kritis om :( #serius
Kenapa mesti kritis ??? ngak dimasukin ke ICU aja ??? #kabur
Deleteom, aku kasih nafas buatan bau duren mau??? #geram
Deleteterimakasih artikel bermanfaat
ReplyDeletecama cama kakak #papaalay :D
Deletewaduh mas, jam nya dipake dua duanya :D
ReplyDeletekak Alya mau satu? :D
DeleteKalo ke Takengon justru jangan pake jam tangan. Biar lupa waktu. Malah kalo bisa waktu harus berhenti.
ReplyDeleteniat awalnya emang gitu Rien, karena mau bener2 piknik.. tapi keadaan ternyata tidak mendukung :D
Deletebelum lagi janji ama ketua koperasi kopi huhuhu :(
Aku pengen ke Takengon... Suasana kotanya asik ya, Yud.. Dan sepertinya sama seperti mbak Rien, kalo di Takengon sepertinya aku bakal sengaja melupakan waktu, menikmati suasana...
ReplyDeleteBtw sama, aku juga pengen jam expedition. Tapi sampe sekarang belum kebeli.. hehehehe...
eeh?? kak Dee suka jam Expedition juga?? nggak salah kak?? :))
Deleteyuks nabung untuk beli expedition satu kak.. btw di batam ada yang ehem ehem dari singapur nggak kak? :D
jam tangannya kasih sama aku satu dong :D
ReplyDeletekirim alamatnya ya kakak
DeleteTambah 3 lagi jam tanganya biar sampe sikut :D
ReplyDeleteAlhamdulillah saraf saya belum ke jepit kakak :D
Deletegak kebayang gimana dinginnya disana
ReplyDeletejangan di bayangin,, tapi di datengin :)
DeleteSudah lama gak pakai jam tangan. Kebiasaan tengokin jam yang ada di hp :( Ribetnya kalau hp udah lowbat, ya gak tau sekarang jam berapa. Sepertinya butuh jam juga nih, beli di zalora ahh #eh
ReplyDeletenaaah kan bener kan?? saya paling risih klo g ada jam tangan Bang.. apalagi klo dalam sehari ada banyak janji :D
Deletenice gan infox..
ReplyDeleteThx Bro
Deletebelum pernah ke takengon
ReplyDeleteke Aceh dulu aja mas
DeletePengen banget mampir ke Aceh. Menyusuri tiap kota dan menghirup kopi gayo. Takengon, Kutacane, Langsa, dan tentu saja Sabang dan Banda Aceh. Namun dari semua yang keinginan itu berada di puncak Gunung Leuseur lah yang paling aku harapkan. Semoga umur masih kesampaian :D
ReplyDeleteWaduh kak.. itu tempat2 yang kakak sebetuin keren2 semuanya dan lumayan jauh jaraknya dari banda aceh kak. Kalo emang mau kesana, ada baiknya turun di medan kak. dari medan pake bus atau angkutan umum L300 ke kutacane, dan langsa kak.
Deletepuncak Leuseur? bisa dinaikin dari sebelah Sumut kak
yudi bantu dengan doa ya kak :)
Lihat foto yang pertama langsung pengen ke Takengon, hehe. Pasti enak ngopi lagi dingin begitu.
ReplyDeleteenak sih Bang.. tapi....
Deleteharus segera diminum karena cuaca takengon itu terlalu sejuk. jadi air yang hangat akan cepat berubah menjadi sejuk juga hehehe
Next planing ...Takengon
ReplyDeleteayo ke aceh tengah bang Roni :D
DeleteTakengon sejuk banget :D
ReplyDeleteHai... Terima Kasih sudah membaca blog ini. Yuks ikut berkontribusi dengan meninggalkan komentar di sini 😉