terkadang perlu sesekali menjadi Jomblo :D |
“Ya Allah bang..
padahal tadi ombaknya gede banget loh bang Yud. Kami di kapal udah
pada mulai yasinan” Pria yang belakangan saya ketahui bernama Rudi ini
masih mencoba menceritakan apa yang dialaminya sesaat ketika mencoba naik kapal
KMP sesaat lalu. Saya, hanya bisa tersenyum. Sembari mencoba menyembunyikan
kegetiran yang sama seperti dirinya. Karena, secara tak langsung, saya pun
termasuk korban Si Angin Timur
Ubur-Ubur Merah Maron di Teluk Sabang
Duit dari travel
yang menyewa saya sebagai salah satu tour guide-nya mulai menipis. Para tamu
masih harus di urus untuk masalah tiketnya. Bila saya harus tertahan sampai 2
hari lagi? Habislah sudah! Mungkin saya harus menceburkan diri di pelabuhan
BPKS ini, lalu pingsan tersengat oleh Ubur-ubur merah maron yang sedang
bersenggema di bawah dermaga. Untuk apa? Hanya agar ada tumpangan ambulan
gratis ke kota Banda Aceh. ah, semoga saja tidak harus demikian.
Keadaan masih
sedikit berbaik hati. Cuaca di dermaga Pelabuhan BPKS kota sabang tidak seganas
balohan pagi tadi. Angin timur yang bertiup sedikit tertahan oleh bukit yang
berbaris menutupi dermaga. Tak ada debur
ombak yang menggila di sini. Satu persatu perahu nelayan berlabuh dengan
tenang. Ada yang sedang membawa para wisatawan untuk berkeliling di teluk kota
sabang. Ada juga yang mencoba memberikan sensasi bermain ubur-ubur yang membuat
laut tenang menjadi gaduh karena teriakan histeris anak gadis.
adakah yang berniat nyebur? |
Sensasi Santai Di Pantai Pulau Klah
Saya, tak pernah
ingin ambil pusing saban kali keadaan mulai menjepit. Itenary yang sudah habis
dari travel, tapi tamu masih belum di hantar sampai ketujuan pulang, sebenarnya
menjadi beban yang sulit sekali diungkapkan. Tapi, sebisa mungkin, saya
berusaha untuk tenang.
“bang Yudi harus tenang, kalau bang yudi juga panic,
maka tamu abang akan lebih panic lagi” Bang Rudi,
seolah mengerti kegelisahan saya sore itu. Pria ini, walaupun baru kali pertama
ke pulau Weh, dan mengalami hal yang sedikit tak nyaman ini, masih bisa
menerima keadaan. Ya, apa hendak di kata? Semua sudah kehendak alam. Kapal tak
bisa berangkat sampai besok pagi karena cuaca buruk.
Baca Juga Galau di dermaga Balohan Sabang
Dari ujung
dermaga, kami berdua melepaskan pandangan ke arah barat. Sepertinya, tak akan
ada senja yang mengjingga. Hanya mendung, mendung, dan mendung. Duduk di
pinggir dermaga menjadi hal yang menyenangkan. Tepat di kaki kami, ada
ubur-ubur yang mencoba pencari pasangannya. Berduyun-duyun seperti hendak ada
pembagian sembako. Di hadapan kami, pulau klah menghijau pekat karena
berselimut awan kelabu.
Permukaan laut
yang tenang, beberapa bocah kecil masih bermain di pantainya. Menyelam,
menyebur, dan sesekali ia memekik kegirangan.
“tadi
saya sempat ke situ bang Rudi”. Saya mencoba kembali memecahkan suasana
hening yang terjadi seketika diantara kami.
“Dari tempat makan rujak yang menjadi spot favorite
para turis mengambil foto pulau klah itu, ada jalan menurun yang sedikit
tertutup. Saya mengambil haluan ke kiri itu tadi sehabis dari pantai Gapang. Saya
penasaran, bang. ternyata, tempatnya keren bang!”
tiba-tiba semangat saya kembali hadir seketika. Dan, saya berharap ini bukan
karena suasana mulai romantic di antara dua lajang jauh dari istri #Yaakss!
Bang Rudi masih
tak percaya, ketika saya ceritakan bahwasanya air laut di sana begitu tenang. Tak
ada angin timur yang bertiup kencang menghempaskan gelombang dengan kasar. tak
ada ombak yang bergulung-gulung bak tsunami kecil menerpa pantai. Tak ada semua
itu. Hanya ada ketenangan, kesyahduan, dan sebuah kerinduan akan masa kecil
yang hilang. Hanya beberapa orang – lagi lagi tempat ini sepi pengunjung- yang
ada di situ. Satu warung sederhana menjual beberapa botol air kemasan. Ibu
penjual warung itu melempar senyum kepada saya. Pertanda, tempat ini masih
sangat alami dari rongrongan resort yang menggurita di pulau weh.
Pasirnya hitam. Beberapa
batu granit besar bertumpuk membentuk formasi tak tentu di bibir pantai. Saya sempat
merasa seperti tak berada di sabang kala akhir pekan. Sunyi sekali. Hanya debur
ombak yang mengalun pelan. Ah, betapa akhirnya saya menemukan rasa syukur yang
teramat dalam. Tuhan, mempunyai rencana yang indah untuk saya yang nelangsa
dalam kesendirian.
Mampir ke Kuburan Eropa Masa Lalu
Setelah puas
membuat takjub bang Rudi, saya, mohon pamit. Sesaat lagi akan magrib. Saya tidur
sendiri di sebuah penginapan tak jauh dari kota Atas. Banyak dana yang harus
saya hitung ulang. Banyak kwitansi yang harus saya rekap kembali. Malam nanti,
saya harus sudah menyerahkan laporan melalui aplikasi Whatsapp kepada pimpinan
Pocket Tour.
Kesempatan tak
akan datang dua kali. Begitulah hati kecil saya berbisik. Mumpung keadaan masih
mendukung. Mumpung, berjalan seorang diri. Kenapa tidak puaskan rasa penasaran
dalam diri?
Het Kerkhof
Tempat ini sudah menjadi pemakaman warga sipil dan
militer Eropa berkembangsaan Denmark, Yunani, Perancis, Jerman, dan terutama
Belanda sejak tahun 1800an. Mereka Meninggal karena factor usia, penyakit, dan
peperangan. Sebagian dari makam-makam ini masih diziarahi oleh keluarga dan
pemerintahnya sampai saat ini.
Di sini juga dimakamkan Jacques Carissan, Pahlawan
nasional Perancis yang gugur dalam pertempuran laut antara Kapal Perancis “Mousquet”
dan kapal Jerman “Emden” pada perang dunia pertama pada Oktober 1914 di Selat
Melaka
Cerita singkat
dari plakat berdasar hitam yang menempel di pintu gerbang kompleks pemakaman
membuat saya tersenyum bahagia. Lengkap sudah cerita sabang hari ini. Ada pahlawan
dari negeri eropa dalam areal makam yang terlihat sedikit mengerikan ini.
Walaupun senang, bisa menyaksikan komplek areal makam dari luaran saja, tapi saya masih memendam hasrat untuk masuk ke dalamnya, dan membaca nama pada setiap nisannya. Tapi apa nyana, motor saya mati tiba-tiba. Bulu kuduk berdiri dan merinding. Ini pertanda tak enak. Sebaiknya saya balik ke penginapan.
Perjalanan
singkat ini di sponsori oleh :
Comments
Karena ombak ganas rombongantravel harus menginap satu malam lagi gitu ya?
ReplyDeleteWaah gimana ya itu aku blm pernah tp semoga engga terjadi, karena bukan ingin kita ya.
Ya begitulah kira2 ..
DeleteSekalu waktu. Sensasi begini perlu loooh utk pengalaman hehe
Tempat yang tepat buat menyepi...
ReplyDeleteuntuk beberapa spot di atas? ya tentu saja rien :)
DeleteKeren... Ada satu lg yg lupa... Mampir ngopi ke de sagoe kupi.
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah bang.. siang itu ke de sagoe dulu, lalu malamnya ke tosaka cafe bang :D
DeleteDi foto ke 3 apa itu ubur-ubur? kayaknya nggak ada yang berani nyebur kesana soalnya bisa berbahaya jadi ingat kartun spongebob haha
ReplyDeleteiya itu ubur ubur Wid.. bukan bubur :D
Deletesorry belum sempat bikin caption :D
Jomblo itu menyedihkan, jadi kalo sudah ada pasangan, please jangan pengen jomblo hahaha
ReplyDeletewkwkwkwk yaaa habis mau gimana lagi bang? sesekali kudu jadi jomblo biar bisa ngerti perasaan orang2 yang kayak kamu Bang. #eh..
DeleteWah, blog yang unik mas punya kamu,,,, kata - katanya ituloh, dramatis banget,,,, hahaha, berarti kalau kehabisan uang bisa nyebur kelaut ya bang?,,, lumayan juga tuh ubur - ubur kalau menyengat, bisa - bisa ambulance ikut capur,,,, salam kenal mas :-)
ReplyDeleteaiiiih... terima kasih untuk pujiannya bang Anis. :D
DeleteSalam kenal kembali Bang
Bang Bro, cerita tentang makam Eropa itu coba digali lebih dalam, pasti ada cerita lebih menarik. :D
ReplyDeleteada emang bro.. tapi...
Deleteah sudahlah.. nanti bila sempat mampir lagi saya ceritakan apa yang terjadi :D
rasanya pengen ke aceh.... perlu persiapan yang matang buat kesana... mas apakah bnyak sekali wisata wisata disana mas....?
ReplyDeleteBanyak bang Miqdad. banyak sekali malah :)
Deleteada wisata Pulau Weh, Aceh Selatan, pesona pulau banyak dan pulau simeulue, dan tidak kalah menarik adalah wisata Tsunaminya
tak perlu terlalu matang, insya Allah aceh sudah sangat aman kok
Hai... Terima Kasih sudah membaca blog ini. Yuks ikut berkontribusi dengan meninggalkan komentar di sini 😉