Saya
terperanjat. Tak mampu berkutik. Ketika ditanyakan,
“Maaf pak,
mohon tunjukkan surat nikahnya” pinta babang resepsionis di hotel yang akan
saya, istri dan anak-anak inapi untuk dua malam ke depan.
Untuk apa
saya bawa-bawa surat nikah, sedangkan anak-anak saya, yang sudah berjumlah tiga
orang ini, berlarian mengelilingi ayahnya tanpa henti. Namun, saya mencoba
jelaskan secara seksama. Bahwasanya, ini adalah
keluarga sah saya. Bukan keluarga ala melodrama India. Tak bawa surat nikah
karena memang sudah menikah, sudah beranak, dan tinggal di kota yang sama. Di Banda Aceh.
Secara sistem pemerintahan, Provinsi Aceh memiliki hak otonomi khusus yang
berikan oleh Indonesia untuk mengurusi dirinya sendiri. Jadi, aturan syariah
Islam yang menjadi landasan hukum di sini. Sehingga, aturan hotel seperti
cerita ini, adalah hal yang lumrah di Aceh.
tampak depan, foto by : google |
Tak ingin terjadi drama, saya menawarkan solusi untuk melihat informasi
yang tertera di Kartu Identitas Penduduk saya dan Istri. Pas! Semua informasi
sesuai. Terutama tempat tinggal. Reservasi pun dilakukan dengan mudah. Kunci
pintu yang mirip dengan kartu ATM itu pun, berpindah tangan. Anak-anak bersorak
gembira
“Tidur Hotel!!!”
Kesan pertama, Simpel, enggak terkesan murahan. Dan tentunya, bersih. Saya,
mendapatkan kesan tersebut ketika hendak masuk ke dalam hotel pertama kali.
Bahkan, sampai merasa harus membuka alas kaki. Ini semua, salah tamu yang
sebelumnya. Mereka tiba, lalu melakukan reservasi dengan membuka sandal.
Sehingga, secara latah, saya dan keluarga juga mengikuti langkah tersebut.
Sampai akhirnya, pihak hotel mempersilahkan alas kaki tetap dipakai.
dapur, foto by google |
Hari itu, saya memesan kamar Family Room. Tujuannya sederhana saja, anak
tiga orang ini, bakal merusuh jika kamarnya terlalu sempit. Mulai dari drama tidak cukup tempat tidur,
sempit-lah, tarikan selimut, intinya, rusuh. Syukurnya, kamar yang saya pesan
sesuai dengan ekspektasi. Kamar mandinya, luas. Cukup untuk membuat anak-anak
nyaman mandi.
Walau tetap harus memesan ekstra bed, semua menjadi tak masalah. Adanya
ruang dapur, amenities yang cukup lengkap, warna kamar yang sanggup membuat
kamu malas bergerak, serta desain cahaya yang tidak membuat sakit mata, saya
hanya bisa mengatakan, ini nyaman.
Lokasinya, memang berada di dalam lorong. Namun tak jauh. Masih di
seputaran kawasan pecinan, atau lebih dikenal dengan sebutan Peunayong, kota
Banda Aceh. tak jauh dari penginapan, kamu bisa berjalan kaki untuk menikmati
sajian lengkap mie Aceh Razali. Atau lezatnya nasi goreng bertemankan daging
kambing muda di warung nasi Goreng Daus. Tidak sampai di situ, kawasan ini,
terkenal dengan etnisnya yang beragam.
Dapat dipastikan, untuk tamu yang non-muslim tidak akan kesulitan menemukan
tempat ibadah. Tak jauh dari hotel Nasya Homestay atau sekarang menjadi RedDoorz
Syariah Panglima Polem Aceh, ada Vihara Vihara
Dharma Bhakti, gereja, dan juga kuil yang terletak di kawasan Keudah.
Selama tiga hari dua malam, saya dan keluarga merasakan tinggal langsung di
kawasan yang menjadi China Town-nya Kota yang bergelar Syariat Islam ini. tempat
yang teduh, nyaman, tenang, dan begitu mudahnya akses kemanapun, membuat saya
dan keluarga merasakan sensasi bak tinggal di luar kota. Serasa beneran liburan
ke luar kota. Walaupun tetap saja, saban malam, mencari warung kopi yang berada
di kawasan Simpang Lima kota.
Di hotel RedDoorz Syariah Panglima Polem ini, memang tidak menyediakan
sarapan. Tapi, ada dapur yang terletak di lantai satu. Sehingga kamu bisa
memasak mie instan ketika malam datang dan perut keroncongan. Wifi yang gratis,
dan mineral water yang dapat kamu isi ulang berulang-kali, menjadikan kesan
begitu homey.
Jika di tanya adakah kekurangannya? Saya harus mengakui ada beberapa
kekurangan. Salah satunya adalah kurang kedapnya ruangan. Sehingga jika ada
yang duduk di lobi lalu tertawa ramai-ramai, cukup mengganggu. Selebihnya, ya
cukuplah. Mengingat harga juga tak begitu mahal.
Iya, saya memesannya tidak terlalu mahal. Dibandingkan memesan langsung via
hotel, saya memilih memesan kamar dari aplikasi RedDoorz. Kebetulan juga, lagi
ada diskon sebesar 25%. Berikut saya lampirkan caranya.
Cara memesan kamar RedDoorz Syariah Panglima Polem ;
Masukkan Kode ARABIKAGAYO untuk
Diskon Menginap 25%
Tidak hanya di hotel RedDoorz Syariah di Banda Aceh, kamu juga bisa
mendapatkan diskon di hotel RedDoorz di mana saja. Di seluruh Indonesia. Hanya
dengan memasukkan kode tersebut.
Syarat dan ketentuan
- Periode promo ini berlaku hingga 31 Desember 2019.
- Kode dapat digunakan berkali-kali untuk seluruh properti RedDoorz di
Indonesia dan Luar Negeri (Siangapura, Vietnam dan Filipina).
- Promo ini tidak dapat digabungkan dengan promo lain.
- Tanpa minimum pembelian
Untuk info yang lebih terarah, hubungi:
Khairul Riza +628116802787 (Corporate Sales RedDoorz Banda Aceh)
RedDoorz Syariah @ Panglima Polem Aceh
Lorong Sejahtera No.12, Laksana, Kuta Alam, Banda
Aceh, Aceh, Indonesia, 23123
Comments
Halo mas... Boleh sy minta CP ny ada yg maau di tanya2..
ReplyDeleteatau boleh WA sy Langsung di +6282247378213
Hai... Terima Kasih sudah membaca blog ini. Yuks ikut berkontribusi dengan meninggalkan komentar di sini 😉