"Hidup di era revolusi industri seorang pemuda tidak boleh lagi bercita-cita menjadi PNS atau pegawai BUMN melainkan menjadi bos diusahanya sendiri." Begitulah ungkapan Najwa Shihab pada suatu kesempatan.

Negeri ini, Aceh Barat  khususnya. Masih sangat susah mencari pemuda-pemuda berjiwa wirausaha. Segelintir pemuda masih meharapkan bekerja di telunjuk orang. Gagah dan necis dengan pakaian rapi menggunakan seragam kantoran.

Kekayaan Aceh sudah hampir punah. Lahan-lahan sudah ditebang untuk projects legal . Tapi kesannya justru ilegal. Alam hancur oleh hadirnya aneka ragam perusahaan tersebut. Dan kekayaan lain seperti batu-bara, emas juga hampir punah di Aceh. 

Ekonomi Aceh juga tak kunjung membaik. Meskipun dari para elit politik mengatakan ada perkembangan ini itu. Namun sebagai masyarakat biasa hanya memantau. Apa yang sebenarnya, yang berkembang setelah berkali-kali ganti pemimpin. Mungkin demikian sedikit pandangan oleh generasi millenial ini.Terhadap keadaan negeri serambi Mekah ini.

"Namun saya sangat terinspirasi oleh trobosan baru dari seorang pemuda di pesisir barat Aceh ini. Sosoknya menjadi barometer bahwa pemuda Aceh Barat khususnya mampu untuk berkreasi dan mencipta inovasi baru."

Ketika banyak pemuda sibuk menyiapkan berkas untuk disodorkan keberbagai instansi. Termasuk penulis sendiri sebagai kaum muda yang baru mendapatkan tambahan huruf dibelakang nama. Namun, seorang pemuda dari Woyla pesisir barat selatan Aceh ini. Lebih memilih menekuni hobinya membuat kerajinan tangan. Dengan memanfaatkan tempurung kelapa. Tempurung kelapa kerap menjadi limbah masyarakat. Karena pemanfaatan kelapa hanya berkutat pada dagingnya saja.

   (Gambar oleh @bruek_woyla)

Namun dengan nilai seni yang memumpuni serta kreatifitasnya. Sosok Nurman telah menyulap tempurung kelapa menjadi barang-barang bernilai jual. Bahkan laris di pasaran dengan kisaran harga yang tinggi. 

Usaha tersebut diberi nama Bruek Woyla. Beralamat di Desa Karak kecamatan Woyla Barat Kabupaten Aceh Barat. Nurman telah merintis usahanya sejak tahun 2018. Bermula dengan modal yang kecil. Pemanfaatan alat seadanya. Namun mampu mehasilkan produk yang berkualitas.

           ( Gambar oleh @bruek_woyla)

Kini usahanya terus berkembang hingga mampu mempekerjakan sepuluh karyawan. Terbilang sukses untuk sebuah usaha yang sedang berkembang ini. Bahkan produknya telah diincar oleh para pendatang dari berbagai daerah.

Saya tercengang ketika melihat semua produk Bruek Woyla. Unik, indah dan elegan. Mungkin tiga kata itu yang keluar dari mulut saya. Sebagai apresiasi untuk karya ini.  Andai ada 100 pemuda di Aceh Barat ini memiliki kegigihan dan telanten dalam berwirausaha seperti Nurman. Saya yakin Aceh Barat bisa maju dalam ekonominya. Dan juga angka pengangguran akan mengecil di bumi Teuku Umar ini.
         (Gambar oleh @bruek_woyla)

Lahirnya UKM Bruek Woyla ini mampu memperkaya khazanah souvernir Aceh. Menjadi barang incaran para pendatang ke kota Meulaboh ini. Sebagai oleh-oleh dari bumi Teuku Umar ini. Setelah lelah menjelajahi keindahan alamnya. 

"Apasih oleh-oleh khas di Meulaboh ini?" tanya seorang teman yang sedang bertamasya di Meulaboh kala itu. Saya sebagai orang pribumi asli merasa bingung kemana harus saya arahkan untuk mereka mencari oleh-oleh khas daerah ini.

Dengan hadirnya kreatifitas Bruek Woyla. Bisa menjadi solusi  untuk direkomendasikan bagi para pendatang. Sebagai buah tangan ketika kembali kedaerahan asalnya.

      (Gambar oleh @bruek_woyla)

Iya ini zaman revolusi industri 4.0. seperti kata Najwa Shihab. Bahwa cita-cita generasi milenial  tidak lagi menjadi PNS atau pegawai BUMN. Tapi  menjadi Bos di usahanya sendiri. Menciptakan apa yang belum orang ciptakan. Artinya bisa mehasilkan Inovasi baru. Sosok Owner @bruek_woyla telah memberikan contoh bagaimana berkarir di era revolusi industri ini.

Tidak sekedar mengeluarkan ide atau gagasan. Tidak hanya merancang-rancang. Namun tertuang nyata dalam karyanya. Owner Bruek woyla bisa menjadi contoh inspiratif bagi pemuda lain. Agar tidak lagi terus bekerja dibawah telunjuk orang. Tertekan dengan berbagai peraturan perusahaan orang. Namun bergelut dengan usahanya untuk terus berkembang.

Selain sikap gigih dan kreatif  yang layak dicontoh dari owner Bruek Woyla ini. Juga niat mulianya ingin membantu sesama dalam menyediakan lapangan kerja. Karena mengingat banyaknya pengangguran saat ini di daerahnya. Perlahan niat baiknya telah terwujud. Kini usahanya telah mampu menampung sepuluh karyawan.