“Memek? Apakah sejenis binatang vertebrata atau invertebrata?”

Begitulah pertanyaan yang keluar dari mulut saya. Ketika mendengar nama memek. Yang terbayang adalah sejenis binatang. Sontak teman-teman menertawakan pertanyaan saya yang sedikit ngawur.

“Ah kamu, mainnya belum jauh ni. Itu saja belum tahu.”

Saya memang tipikal orang yang mudah penasaran terhadap hal-hal baru. Setelah itu, segera mengetik di search engine. Karena teman-teman tadi hanya mengatakan memek tanpa menjelaskan secara detail. Auto saya hanya mengetik nama “MEMEK” di google. 

Tentu itu mengejutkan sekali. Saat google menampilkan pencarian saya. Sejenis pisang kocok kalau di daerah perdalaman Aceh Barat. Hanya saja bedanya pisang kocok ini dicampur dengan beras gonseng. Kalau takaran lain hampir sama.

   (sumber gambar : serambinews.com)

Setelah sekian lama, hampir ganti gubenur lagi di Aceh. Barulah saya sempat menikmati memek kuliner khas Pulau Simeulu ini. Meskipun, langkah saya belum berkesempatan menginjak pasir Pantai Simeulu.

Tersebab begitu penasaran. Saya meminta salah satu sanak saudara yang sedang berlibur ke Pulau Simeulu, untuk membawa pulang memek sebagai oleh-oleh dari sana.

Tentu, itu tidak mungkin karena akan basi dalam kapal laut yang hampir 12 jam itu. Mengingat memek itu terbuat dari campuran beras ketan gongseng, pisang yang ditumbuk kasar, santan, lalu dicampur gula secukupnya. Kecuali beras ketan gongsengnya saja yang bisa dibawa pulang.

   (sumber gambar : travel.kompas.com)

Konon, memek ini menjadi cemilan sehari-hari masyarakat Simeulu. Namun, kini hanya ada pada hari-hari besar saja. Seperti pada saat bulan Ramadhan. Hampir setiap rumah menyediakan memek untuk bahan bukaan.

Proses pembuatannya lumayan mudah. Karena dari bahan-bahan yang mudah di dapatkan. Seperti santan, pisang, beras ketan dan gula. Ternyata kuliner memek ini juga bikin ketagihan apalagi kalau ditambah es.

   
Beberapa hari yang lalu, setelah dibawakan beras gonseng dari Simeulu. Saya mencoba mengolah sendiri kuliner memek ini. Merujuk pada beberapa konten yang ada di YouTube. 

Ternyata, hanya butuh waktu 15 menit saya sudah siap mehidang memek Untuk disajikan. Mungkin proses pembuatannya sedikit lebih lama. Pada proses menggongseng beras. Hanya saja pada kali ini. Saya sudah memiliki beras gongsengnya.

Ternyata memek tidak harus dibuat oleh orang Simeulu. Namun, juga bisa dibuat oleh orang luar pulau tersebut. Dengan tidak mengurangi rasanya. Hanya saja, perlu kejelian agar takarannya pas.

Meskipun nama memek kerap terdengar negatif bagi yang otak ngeres. Namun, kuliner memek yang berasal dari pulau penghasil lobster ini sangat menarik perhatian para traveler. Selain itu, memek telah masuk dalam warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia.

Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia. Khususnya, Aceh. Memiliki keanekaragaman budaya, bahasa, hutan, bahkan hingga kuliner. Dengan ragam keunikannya. 

 (Sumber gambar : Instagram @ramsyiah)

Kini, memek juga menjadi salah satu dari keberagaman kuliner Aceh. Mari ke Aceh untuk menikmati ragam kuliner yang tersebar di seluruh provinsi Aceh.