Hei sahabat traveler!

Dari sekian banyak kuliner khas Aceh. Salah satunya yang paling fenomenal sejak dahulu kala adalah apam. Apam sepatutnya terus menjadi kuliner yang diperkenalkan pada dunia.

Hai teman, sekarang lagi bulan apam. Apam (serabi) merupakan suatu kuliner khas Aceh. Meskipun ada mengklaim dari daerah tertentu. Tapi, secara umumnya merupakan makanan khas Aceh. Dan juga adat istiadat yang telah ada sejak masa kerajaan Aceh dahulu kala. Apam telah menjadi saksi perjalanan bangsa yang pernah jaya ini, dalam toreh sejarah apam menjadi makanan istimewa di beberapa waktu tertentu.

Biasanya apam dimasak pada beberapa acara khusus seperti memperingati Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW, khanuri orang meninggal, peuleuh kaoi (melepaskan nazar), dan khanuri buleun apam (Khanduri bulan apam).

Seperti yang kita ketahui, meskipun Aceh itu satu kesatuan suku. Tapi, ada ragam adat istiadat khusus yang melekat di setiap kabupaten/kota. Sehingga menunjukkan adat yang heterogen. Meskipun pada dasarnya itu sama.

Demikian halnya tentang apam (serabi). Kuliner apam ada di setiap daerah Aceh. Hanya saja waktu khusus memasaknya berbeda-beda. Misalnya, di Aceh Barat. Khususnya Sungai dan Woyla, apam biasanya dimasak pada hari kelima atau ketujuh kematian.  Apam dihidang untuk tamu yang membaca doa dan mengaji di rumah duka.

(Gambar dari Dokumen Pribadi)

Sedangkan di Pidie dan Aceh Selatan, Apam di masak khusus pada buleun apam (bulan apam). Atau tepatnya bulan ra'jab, dua bulan sebelum Ramadhan.

Nah, inilah yang paling unik. Saya sempat di Pidie menikmati festival apam yang digagas oleh pemerintah daerah Kabupaten Pidie. Tidak hanya itu, jauh dari pengadaan Festival apam yang dibuat oleh pemerintah. Masyarakat Pidie sudah beramai memasak apam.

(Prosesi memasak apam dilakukan secara manual)

Ada yang secara berkelompok atau juga juga yang per individu. Sangat unik untuk keadaan masyarakat yang sudah didambrat oleh ragam pengaruh globalisasi. Karena masih berusaha, bahu membahu menjaga tradisi adat istiadat yang telah turun temurun.

Sekarang sudah memasuki bulan Ra'jab. Masyarakat Pidie sedang sibuk-sibuknya memasak apam. Tradisi tersebut tidak sekadar ritual belaka. Melainkan salah satu bentuk melestarikan adat istiadat dan kuliner.

Buat sahabat traveler, jika berkunjung ke Aceh di bulan ini jangan lupa main-main ke Pidie untuk menikmati kuliner apam. Kenapa ke Pidie?

(Gambar dari Cut Putri Indah )

Karena di Pidie tradisi tet apam yang masih terus dijaga oleh masyarakat setiap tahunnya. Sedangkan di beberapa daerah lain, bahkan hampir sudah tidak pernah terdengar lagi tradisi bulan apam itu. Sangat dikasihani, adat istiadat harus tenggelam begitu saja dalam masyarakat modern.


Kuliner ini tidak sekadar klasik tapi juga unik dan tentunya enak. Karena meskipun hanya racikan tepung beras. Nanti apam dinikmati dengan kuah tuhe. Berupa santan yang dimasak dengan nangka. Cukup memberikan sensi nikmat pada lidah.

Mari ke Aceh! Nikmati ragam kuliner yang bertebaran di seluruh seantero negeri.