Badannya gempal, berkulit kuning langsat, wajah bulatnya terus tersenyum. Kata perkata yang ia keluarkan, tergambar jelas jika ia begitu Bahagia, ketika berbagi kisah perjalanannya dalam membangun sebuah aplikasi. Di mana akhirnya, dengan aplikasi tersebut, ia dapat membantu para lulusan sarjana dan pasca sarjana di kampung halamanya, untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kemampuan para pencari kerja.

Pria itu bernama Azza Aprisaufa, perawakannya sederhana, lelaki yang berasal dari kawasan kabupaten Aceh, diminta hadir ke Banda Aceh dalam acara Workshop Fotografi dan Bincang Inspiratif Astra. Mengalirlah cerita perjuangan yang membawa ia menerima penghargaan  sebagai Penerima Apresiasi Bidang Teknologi SIA 2018.

Kabupaten Aceh Tengah, yang beribukota Kota Takengon ini, sudah lama malang melintang namanya sebagai salah satu daerah penghasil kopi jenis arabika terbaik di dunia. Terbilang sejak akhir tahun 2009, pasca Gempa dan Tsunami Aceh, dataran tinggi gayo yang dahulunya kesulitan dalam memasarkan produk kopinya, dengan bantuan multi pihak, akhirnya berhasil menaikkan pendapatan daerahnya.

Dengan jumlah produksi hampir mencapai 70 ribu Ton per tahun, tak ayal hal ini membuat masyarakat kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah, mendapatkan pendapatan yang bisa dikatakan tak sedikit. Dampak dari peningkatan pendapatan tersebut membuat penduduk di dua kabupaten tersebut, mampu menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.  Bisa dikatakan, jika dahulu, dua kabupaten tersebut indeks pendidikannya terbilang rendah di Aceh. Kini, mereka menjadi salah satu daerah penghasil lulusan sarjana dan pasca sarjana yang cukup banyak di Aceh. 


Dengan semua cerita manis tersebut, tenyata menghadirkan masalah baru. Serapan tenaga kerja di dua kabupaten tersebut masih sangat rendah. Sehingga angka pengangguran yang didominasi oleh lulusan sarjana dan pasca sarjana di daerah tersebut meningkat. 

Perjalanannya bermula dari keresahan yang dialami Azza. Tatkala seorang bapak datang menghampiri dirinya. Mengeluhkan jika anak dari bapak tersebut yang sudah setahun lulus sarjana, namun masih belum juga mendapatkan kerjaan. Tertegun ia kala mendapatkan kabar tersebut. Hampir tak ada jawaban yang pasti terlintas dalam benaknya. 

Permasalahan ketenagakerjaan di kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah, menjadi semakin rumit. Letak geografis yang berbukit bukit, serta jarak yang cukup jauh dari ibukota provinsi Aceh, menjadi faktor tambahan. Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Bahkan, Badan Pusat Statistik Aceh pada tahun 2021 mengatakan bahwa tingkat pengangguran di level sarjana mencapai 7,45%. 

Berangkat dari kegelisahan dan permasalahan yang ada, Azza yang seyogyanya adalah putra daerah, tergerak untuk menemukan jalan keluar. Pemuda lulusan sarjana lulusan Universitas Gajah Putih jurusan Teknik Informatika ini, mencoba membangun sebuah portal website. Dari medio 2016, Azza membangun Saufacenter.com. sebuah website yang berisikan berbagai lowongan kerja dan tips serta trik bagi para tamatan sarjana untuk bisa mendapatkan pekerjaan. 

Bulan berganti tahun, kesabarannya berbuah manis. Yang awalnya hanya berbasis website, Azza dibantu oleh beberapa teman, akhirnya melahirkan sebuah aplikasi dengan tujuan mempertemukan para pencari kerja dengan orang yang membutuhkan akan jasa mereka. 

Saufacenter.com pun berevolusi menjadi JasaSarjana.id. Aplikasi ini, begitu solutif dalam memberikan lowongan kerja untuk para lulusan Sarjana dan pasca Sarjana di Aceh bagian tengah tersebut. 

“Sekarang, kalau abang-abang butuh guru privat untuk anak-anak di rumah, cukup membuka aplikasi jasasarjana.id. Nantinya, beberapa orang akan men-submit­ ke profil. Tinggal pilih saja yang sesuai dengan keinginan kita. Pun begitu bagi para pencari kerja. Mereka bisa memilih kerja yang sesuai dengan kemampuan serta bayaran yang diinginkan. Sekarang, saya maunya simple, mudah, dan tepat sasaran” ungkap Azza di sela-sela Bincang Inspiratif Astra.

Dalam aplikasi tersebut, user bisa memesan jasa guru privat, arsitek, pendamping lansia, pendamping wisata, tutor pembuat aplikasi, pelatih seni, atau apapun yang menyangkut jasa perorangan. Harga yang ditawarkan juga masih terhitung kompetitif. Mulai dari Rp.30.000 sampai dengan Rp 40.000 per-jam. 

"Pernah kebayang gak? Jika suatu hari, dikeluarga kita ada masalah mengenai pembagian harta warisan. Lalu timbul konflik didalamnya, hanya karena keluarga kita tidak paham mengenai Hukum Waris. Padahal diluar sana, begitu banyak S1 atau S2 yang paham, hanya saja mereka tidak diberdayakan. Jadi, kami ingin mengajak masyarakat lebih cerdas.” Tutupnya.

Dari Azza Aprisaufa, kita akhirnya mengerti arti sebuah perjuangan yang mampu memberikan arti bagi orang lain. Hambatan geografis, menjadi tak berarti ketika kreatifitas, ketekunan, dan teknologi berpadu. Baginya ini, mungkin hanya sebuah pengabdian dari ilmu yang didapatnya selama kuliah. Namun, bagi kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah khususnya, aplikasi yang dihasilkan oleh Azza, memberikan dampak yang luar biasa. 

Bahkan, Azza masih bermimpi, untuk menjadi aplikasi Jasasarjana.id ini, menjadi aplikasi yang bisa diimplikasikan ke seluruh Indonesia.  Yang pada akhirnya, para lulusan sarjana dan pasca sarjana di pelosok Indonesia, tidak lagi kesulitan dalam mencari lowongan kerja yang sesuai dengan disiplin ilmu mereka.