Loft Legian Hotel, Hunian Nyaman dan Murah


Sumpah, paniknya luar biasa. Dua hari menjelang keberangkatan ke Bali tiba-tiba semuanya blas. Mulai dari prediksi dana yang meleset. Saya terkena demam panggung alias diare. Anak-anak juga demam. Ini pertanda apa sebenarnya? Saban kali mau jalan jauh, selalu begini. Mungkin, karena saya dan anak-anak paham, kalau isi ATM itu begitu berarti.

Tiket perjalanan pulang pergi sudah ditangan, harganya juga cukup bikin saya sesak nafas berminggu-minggu setelah pulang dari Bali. Tapi, sudahlah. Yang penting, kalau ada teman, kerabat, sahabat, keluarga, atau mantan yang menelpon lalu bertanya “Di mana bang Yud?” saya akan dengan bangga menjawab “ di Bali”. Yaaa walaupun hanya tidur-tiduran di kamar aja. Yang penting? Bali!

Beruntungnya, ditengah rasa gelisah galau merana, bang Bobby punggawa virustravelling.com datang bak arjuna. Dia membantu saya mendapatkan hotel yang murah meriah mantap. 3M, inilah prinsip saya bila selalu jalan-jalan bersama keluarga. Giling! Terbang dari Aceh itu mehong cyin.. beliau menawarkan hotel Loft Legian yang berada di kawasan Legian, Bali. Harga per-malamnya mulai dari 200an ribu rupiah. Alamak! Dua malam berarti hanya 400an ribu? Wah menang banyak.

Setelah mencoba berselancar di dunia maya, mencari tahu kamar tipe apa yang cocok untuk saya dan anak-anak. Sebenarnya ini untuk memastikan bentuk hotel, kamar, dan keadaan sekitar. Karena biasanya –maaf- hotel dengan budget murah cenderung menampilkan ala kadarnya. Kan nggak seru kalau tengah malam tiba-tiba istri saya tercinta menimpa saya dari atas hanya karena ada kecoak lewat? Sumpah, ini pernah terjadi di suatu waktu kala kami masih berdua saja. 

Loft Legian Hotel, Hunian Nyaman dan Murah
Tampak Depan Hotel Loft Legian
Hotelnya mirip bangunan ruko-ruko di Aceh. Menjulang tinggi dan memanjang ke atas. Lalu, keadaan kamarnya, ah bersih, pinta saya dalam hati. Hingga akhirnya, hari yang di nanti tiba. Saya dan keluarga terbang ke Bali via Malaysia. Aceh dan Bali itu memang masih Indonesia, tapi jauhnya beuh, ampun!

Kesan pertama ketika masuk hotel adalah, Senang! Ada warung kopi di lantai dasarnya! Paling tidak bila ada kopi hal tersebut dapat mencegah saya senewen karena tak cukup dana. Terus, pas di depan hotel ada Pasar Seni Legian, tinggal guling. Ke pantai legian dan Kuta? Alamak, jalan kaki juga bisa. Sah! Saya di Bali, tak perlu ke mana-mana lagi. Mau belanja oleh-oleh untuk saudara di kampong biar dibilang “ciee yang dari Bali” nggak perlu jauh-jauh. Akhirnya saya hemat di ongkos. 

Mbak-mbak yang di resepsionis tersenyum ramah. Logat Balinya terasa kental. Pelayanan mereka berbeda sekali dengan beberapa hotel yang berbintang sama dengan LOFT LEGIAN. Saking ramahnya saya lupa kalau saya sedang bawa anak-anak dan istri. Hmm.. belum lagi bell boy-nya yang mau bantuin saya angkat tas. Kalian mau bilang ini hal biasa? Iya kalau kamu tidur di hotel bintang tiga! Nanti akan saya ceritakan tentang satu hotel di kawasan legian dengan bintang 4 tapi pelayanannya kacau. Atas dasar perbandingan itulah kenapa saya berani memuji pelayanan hotel Loft Legian


Sekarang, bayangkan, malam-malam, kamu capek, lalu harus nenteng tas besar-besar. Mulai dari tas make up istri, tas popok anak-anak sampai tas koper yang segaban-gaban. Terus resepsionisnya Cuma berdiri, minta KTP, terus bilang, “Pak Yudi, kamar bapak di lantai 5, itu liftnya”. Kebayang kan betapa sakitnya hati ini? Tapi itu tak terjadi. Dan saya akhirnya bisa lega sejenak. Ketika mendapatkan kamar di lantai 5 dengan view, ehem ehem kolam pribadi hotel sebelah. Uhuy.. (pastikan pasangan anda sudah terlelap).

Nah, saya hamper lupa. Hotel yang terletak di jalan Melasti, Legian ini, tidak mempunyai space parkir kenderaan. Sehingga akan dikenakan charge ketika kamu akan memarkirkan kenderaanmu. Saran, mendingan kamu sewa motor karena parkir motor semalaman hanya 10.000 Rupiah. Terus, mintalah kamar di pojokan pada lantai atas. Kenapa? Hanya lebih nyaman dan terasa lebih lega saja. 


Kamar yang saya pesan kalau tidak salah kelasnya Superior. Tempat tidurnya king size. Tapi bukan masalah ukuran tempat tidur yang terpenting kalau membawa anak-anak. Tapi lebih kepada kasurnya, nyaman tidak untuk anak-anak. Plus bantalnya yang cukup banyak. Sehingga saya tidak perlu berebut bantal dengan Ziyad dan Bilqis. 

Konsep kamar modern minimalisnya cukup nyaman di pandang mata. Setiap unsurnya tidak nabrak antara satu dan lainnya. Tapi, bagi saya, yang penting shower dikamar mandi airnya kencang. Iya, iya, saya paham, kalau saya ini norak. Tapi memang jiwa kekampungan saya yang mengatakan demikian. Nggak asyik rasanya, ketika kamu habis kemana-mana, terus mandi, e…airnya memble..

Loft Legian Hotel, Hunian Nyaman dan Murah
Kamar Mandi dengan Shower yang kencang
Menurut saya, hotel ini berhasil membuat pengunjungnya betah. Karena berada dikawasan yang cukup berisik, tapi tetap memberikan kenyamanan bagi tamunya. Sayangnya, mungkin, hotel Loft Legian lupa, kalau Bali itu puanasnya minta diPhP-in. sehingga pihak pengelola lupa pasang ac di ruang Lobby hotel. Kalau menjelang siang, suasana di sini cukup panas. Maka disarankan tidak turun menjelang siang ke lobby. Mendingan ngadem di kamar. 

Saya baru ngeh, kalau hotel Loft Legian ini dimanajemi (managed by) Avilla Hospitality yang terkenal dengan beberapa hotelnya yang kece badai! Salah satunya adalah Berry Gle Hotel. Sebuah hotel yang dikhususkan untuk kamu yang berjiwa muda. (nanti ya ceritanya, satu-satu dulu).

layanan ini yang membuat saya, sebagai seorang muslim nyaman ke Bali :D
Intinya itu, kalau ke Bali bawa keluarga lalu budget kamu kurang, ke hotel ini saja. Paling tidak, kamu bisa mengikuti jejak saya, kala di telepon oleh keluarga di kampong, sedang di mana? Di Bali, Mbak Yu.. iki di Legian.. keren kan?



LOFT LEGIAN BALI
Jalan Melasti No. 99, Kuta-Bali
Indonesia