Sepertinya, bukan orang Aceh namanya kalau tidak suka minum kopi. Walaupun saya
sendiri sebenarnya sudah di vonis tidak boleh lagi terlalu sering minum kopi,
bila masih membandel, maka maag akut akan segera menghampiri. Tapi, lagi-lagi,
keras kepala. Begitulah kira-kira.
Bila anda sewaktu-waktu dapat main ke Banda Aceh, atau Aceh secara
keseluruhan, anda jangan heran. Bila warung kopi ada dimana-mana. Bak jamur
yang tumbuh subur dihujan. Ya, anda bisa mengatakan kalau Banda Aceh ini mirip
dengan kota Bangka Belitung, kota para Laskar Pelangi yang fenomenal itu.
Budaya melayu yang kental, menjadikan Aceh sebagai salah satu kota di Indonesia yang memiliki warung kopi terbanyak. Jalan sedikit, warung kopi lagi. Minggir sedikit warung kopi lagi. Pergi sampai ke Pulau Weh ataupun ke Pulau Nasi, warung kopi lagi. (jujur, saya Cuma tebak-tebak buah manggis soal warung kopi di pulau nasi, hehehe). Tapi begitulah, kemanapun kaki melangkah, dimana-mana ada warung kopi.
Budaya melayu yang kental, menjadikan Aceh sebagai salah satu kota di Indonesia yang memiliki warung kopi terbanyak. Jalan sedikit, warung kopi lagi. Minggir sedikit warung kopi lagi. Pergi sampai ke Pulau Weh ataupun ke Pulau Nasi, warung kopi lagi. (jujur, saya Cuma tebak-tebak buah manggis soal warung kopi di pulau nasi, hehehe). Tapi begitulah, kemanapun kaki melangkah, dimana-mana ada warung kopi.
Hei, tunggu dulu! Jangan anda kira kalau warung kopi di kota Banda Aceh itu
mirip warung-warung nasi. Warung kopi di tanah kelahiran saya ini, kini sudah
menjelma bak Café. Ada telivisi layar datarnya, ada yang pakai pendingin
ruangan. Ada yang menyediakan ruang rapat, dan, hampir rata-rata menyediakan
jaringan WIFI gratis. Tuh. Beda kan??
Semejak ba`da bencana besar datang melanda kota Banda Aceh, warkop ini
mulai berubah bentuk. Dari warung kopi yang biasanya hanya duduk para tetua kampung,
kini para penghuni warkop ini mulai di isi oleh anak-anak muda, para pejabat,
para investor, dan terkadang para kaum hawa pun suka nongkrong di warung kopi.
Mungkin, di satu sisi, saya setuju dengan apa yang dikatakan oleh ibu
Menteri SUSI, “tolong anak-anak muda Aceh jangan terlalu sering duduk di warung
kopi, nanti jadi malas”. Tapi, disisi lain, sebenarnya warung kopi sekarang
sudah benar-benar menjadi sebuah tradisi dan sebuah hal wajib bagi kami, orang Aceh.
yang melakukan rapat di Warkop |
Ya, begitulah…
Nah, jika anda ingin bertanya kopi
apa yang menjadi favorite orang Aceh, saya bisa katakan, secara garis besar
orang Banda Aceh sangat menyukai kopi hitam, kopi dingin, dan Sanger. Yups,
sanger. Apa itu kopi sanger? Biar mudah, ini saya sadur dari www.waktunyakapalapi.com biar jelas
dan pas penjelasannya. Maklum, saya ini cum penikmatnya saja. Bukan seperti
pak Bondan yang pintar mendiskripsikan apa-apa saja komposisi dari
makanan/minuman tersebut.
“Kopi sanger adalah kopi yang
dibuat dari campuran kopi hitam, gula, dan susu kental manis. Sekilas bahan
racikannya mirip kopi susu biasa. Tapi rasanya akan sungguh berbeda jika kita
mencoba mencicipinya. Hal ini karena untuk meracik kopi sanger dibutuhkan
takaran kopi, susu, dan gula yang cukup pas. Bahkan, untuk mengolah kopi sanger
pun, tidak semua orang bisa membuat cara penyajian kopi ini, meskipun bahannya
terlihat mudah dan sederhana. Biasanya, mula-mula kopi akan diseduh dengan
saringan kain berbentuk kerucut dan menyerupai kaus kaki. Ini dimaksudkan agar
kopi yang dihasilkan tidak menyisakan ampas saat dinikmati dan rasakan di lidah.
Sanger dingin dan roti Selai khas Aceh |
Ini belum lagi ketika di padukan dengan roti selai srikaya. Beuuuh.. nikmatnya tiada terkira. Sembari
mengerjakan tugas kantor, tugas skripsi, ataupun sembari chit-chat dengan
seseorang yang ehem-ehem, kedua makanan dan minuman ini menjadi sebuah
kombinasi pasangan yang sempurna.
Anda jangan ragu untuk membawa laptop lengkap dengan chargernya, ataupun membawa smartphone anda. Karena jaringan WIFI di warkop yang ada dikota Banda Aceh cukup kencang. Dan, hampir disetiap meja disediakan stok kontak tempat ada memasukkan charger laptop anda.
Mau anda perokok, ataupun yang tidak suka dengan asap rokok, warung kopi
di Aceh juga ada yang menyediakan ruangan untuk no smoking. Jadi, anda tetap
bisa dengan nyaman untuk menikmati kopi atau minuman kesayangan anda. Anda lapar?
Tenang, sajian mie Aceh akan setia menemani waktu luang anda di warung-warung
kopi. Anda ingin menonton pertandingan bola mancanegara? Hmm, warkop di Banda
Aceh juga rata-rata berlangganan TV kabel. Jadi? Ya semua ada disini. Bahkan ruang
ibadah pun disediakan. Kecuali ruang khutbah Jumat ya? Hihihi
Saya harus mengakui, warung kopi merupakan tempat yang akan
membuang-buang waktu para kawula muda. Akan tetapi, saya tidak ingin menafikkan
kenyataan bahwa begitu banyak orang yang memanfaatkan warung kopi untuk hal-hal
yang positif.
Jadi, tunggu apalagi? Kalau ke Banda Aceh, jangan lupa minum kopi sanger
ya?
*****
Warkop Zakir Peuniti, Banda Aceh
24 Januari 2015
Comments
mantap (y)
ReplyDeletemakasih bang arie, ini tinggal banyakin jalan2 keliling acehnya aja ama bang arie , hehehe
Deletesetiap hari waktu di aceh selalu ke keudee kupi, bukan minum kopi soalnya saya bukan pecinta kopi tapi minum teh hahahaha...
ReplyDeletemasa jauh2 ke aceh minumnya teh sih mas? minimal teh tarik gitu :D
Deletehahahaha...iya, teh manis angat aja :p
ReplyDeletehayyyaaaah hihihi
Deletekopi aceh emang paling nikmat. apalagi kopi gayo. kebetulan kawanku kuliah dulu orang takengon setiap pulkam pasti dia bawain kopi aceh yang mantap bgt
ReplyDeletewah pasti enak tuh, soalnya rata2 kopi takengon itu arabica kan?
DeleteBukan cuma di banda bg..org banda di medan pun ga bsa hilang budaya ngopi..apalagi udh bnyak warkop kopi aceh dsni :D
ReplyDeleteoh ya??? berarti ini memang sudah menjadi "adat"nya orang berarti ya? klo nggak ke warung kopi kayaknya nggak lengkap ya? :))
DeleteHaha iya bg..minimal dri ngopi bsa tambah kawan,apalagi bagi kami yg di perantauan😃
Deleteiya bang,.. di tambah lagi dengan bisa cair proyek yang cepat kan bang kan? hehehe
DeleteHahha alhamdulillah menyoe meunan bg😄
Deletejadi droeneuh di medan nyoe aduen? :D
DeleteBelum ke Banda Aceh kalau belum mampir di salah satu kedai kopinya.
ReplyDeleteSanger panas saboh...! :)
bereeeeh teungku Yopie!
Deletehahaha
Hai... Terima Kasih sudah membaca blog ini. Yuks ikut berkontribusi dengan meninggalkan komentar di sini 😉