Museum tsunami banda Aceh
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan [tidak pula] pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab [Lauh Mahfuzh] sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah "
Tsunami, begitu banyak luka. Begitu banyak pilu, begitu melegenda! Dan tsunami, menjadi sebuah alibi untuk mentenarkan sebuah provinsi yang berkecamuk dengan konflik bertahun-tahun. bila saya menceritakan kepiluan tsunami, bisa beratus lembar halaman pun belum tentu selesai.
Sampai akhirnya, setelah hampir 12 tahun, seorang Ustad yang bergelar Doktor mengatakan kalau Aceh Berhak kena Tsunami karena Dosanya! Tiba-tiba pilu yang belum hilang itu kembali di angkat sempurna dengan pernyataan semberono oleh DR Khalid Basalamah yang juga berasal dari tanah mayoritas Islam

Dalam ceramahnya yang beredar di situs berbagi video online dengan santainya, beliau mengatakan kalau tsunami yang terjadi di Aceh adalah karena kesalahan orang Aceh sendiri. Sebuah daerah yang mayoritas islam ini dikutuk oleh Allah karena maksiatnya sendiri! Kesimpulan tersebut disampaikan menurut penafsiran beliau dari surah Al-Hajj ayat 22.
Dari video tersebut dikatakan bahwa beliau mengambil kesimpulan setelah DENGAR-DENGAR  dari masyarakat Aceh yang beliau temui (tak jelas di mana) bahwa penyebab tsunami terjadi di Aceh adalah sebagai berikut :
  • Orang Aceh senang mengkonsumsi ganja dalam keseharian mereka bahkan menjadi bumbu dalam masakan.
  • Orang Aceh suka mengunyah daun ganja dan itu dianggap biasa.
  • Orang Aceh melakukan tari striptis di pinggir pantai dan itu dilakukan secara massif dan berkelanjutan
  • Orang Aceh melarung sesajen ke lautan demi memohon penjagaan dari dewa laut.
  • Semua dosa-dosa diatas dilakukan secara massif dan berkelanjutan sehingga menyebabkan Allah Murka
Lima hal di atas rasanya cukup sudah si ustad mengajak orang Aceh untuk berani memeranginya bila ia ke Aceh suatu hari nanti. Ustad ini lupa, kalau orang Aceh, se-bajingan apapun dia, jangan katakan kafir kepadanya! ( ceritanya di sini). Dan sebagai orang Aceh, ijinkan saya menjawab 5 hal tersebut menggunakan kemampuan sederhana saya.
Ganja dan Aceh
Dalam sejarah Aceh, ganja pernah disebut sebagai “pendamping cabai (lintoe camplie)”. Jadi, nenek dan kakek saya dulu, bila menanam cabai, biasa menumbuhkan beberapa batang ganja agar buah cabainya bagus dan panennya meningkat. Serta harus diketahui, pohon ganja itu mengusir hama yang akan menyerang pohon cabai. 
Ganja di pakai sebagai bumbu masakan dan obat-obatan? Tentu. Di Aceh pernah kami lakukan. Tapi… tidak mabuk! Sama sekali tidak mabuk! Apakah obat batuk yang di campur alcohol memabukkan? Dan itu haramkah? 
Sebenarnya, dahulu ini adalah hal yang wajar sampai akhirnya penggunaan ganja ini menjadi masalah dan dipakai untuk narkotika. Lalu, sekarang diharamkan. Sebagai informasi, yang dipakai itu bukan daunnya melainkan bijinya. Itu pun di pakai hanya 3 biji saja setelah digiling halus seperti lada. Mabuk? 

seputaran Lamteuba
Mengunyah daun ganja menjadi kebiasaan? Ini benar-benar NGAWUR! Ustad tahu tidak rasanya daun ganja itu? Dan ustad mengiyakannya begitu saja setelah Dengar dari jamaah ustad. Ustad,  daun ganja itu kalau di kunyah rasanya sangat amat pahit dan bergetah! Hal yang konyol mengunyah daun ganja basah dan menjadikannya sebuah kebiasaan. Mungkin bukan daun ganja, tapi bakoeng Aceh kali? Kalau bakoeng Aceh masih memungkinkan, karena bila nenek saya sakit gigi, biasanya beliau menyumpal tembakau Aceh ke gigi yang sakit. 
Ganja di tanam di belakang rumah? Ustad bercanda? Tidak pernah sekalipun seumur hidup saya, bahkan sampai saya ke daerah yang pernah ditemukan ladang ganja terbesar ( di sini) menemukan ganja ditanam bebas di pekarangan rumah orang Aceh. yang benar saja? Jangan demi alibi ustad lalu ustad mencari segala cara untuk pembenaran tersebut.
ORANG ACEH DAN TARI STRIPTIS
Mungkin, bila saya tak tinggal di Banda Aceh, dan belum sempat bertemu dengan Teungku Abu Bakar (juru kunci makam Syiah Kuala), saya akan mengiyakan omongan ustad yang katanya dari hasil dengar dari orang Aceh.  Lebih parahnya lagi, ustad mengatakan kalau ini sudah massif dan sering terjadi.
Ustad, rumor ini, pertama kali berkembang setahun setelah tsunami. Rumor yang berasal dari desa Alue Naga, kota Banda Aceh, tempat dimakamkan seorang ulama besar Aceh Syiah Kuala (syeckh Kuala). Saya sempat mempercayai berita tersebut. Sampai akhirnya, awal tahun lalu, saya ingin tabayyun langsung ke tempat tersebut. Benarkah? ( ceritanya di sini)
makam Syiah Kuala
Setelah saya ke sana, ternyata berita itu masih diragukan kebenarannya. Teungku Abu Bakar saja memilih diam. Dan ragu-ragu mengangguk. Karena apa? Karena beliau sendiri tak melihatnya. Bagaimana mungkin mau melihat langsung tarian striptis? Ke pantai saja kami tidak berani. Kala itu, masih masa konflik bersenjata di Aceh, dilarang mendekati daerah-daerah yang ada oknum bersenjata didaerah tersebut.
Lalu, dengan lantang Antum mengatakan kalau itu massif? Daerah Aceh mana yang ada cerita striptis itu ustad? Kejadian di alue naga (kalaupun benar) kemungkinan besar pelakunya pasti bukan orang Aceh. kenapa? Sebagian besar pasukan bersenjata yang datang ke Aceh bukan orang Aceh. jadi sulit sekali mengindetifikasikan cerita hoax ini.
Ustad, masa sebelum tsunami, seorang wanita atau anak gadis di Aceh sangat tertutup ustad. Mereka tidak berani keluar rumah seorang diri. Kenapa? Karena mereka bisa di culik oleh orang-orang yang dulunya membenci orang Aceh. Apa ustad tahu itu? Adik perempuan kami, bila magrib menjelang, jangankan di pinggir pantai, di mushallapun harus kami jemput pulang. Demi keamanan mereka.
Lalu dengan keji ustad berteori kalau allah mengazab kami orang Aceh karena tarian striptis yang saya yakin sekali, sumber ustad pun tak ikut menyaksikannya.
SESAJEN KE LAUT UNTUK DEWA LAUT
Ya, kami orang Aceh, sebagian budaya kami masih terpengaruh budaya hindu-budha. Tapi katakan kepada saya, daerah mana di Indonesia ini yang tidak mengalami asimilasi budaya ini? Makassar pun mungkin ada. Tapi mengatakan kalau orang Aceh memberikan sesajen kepada dewa Laut?!
Islam kami, mungkin memang belum sempurna. Islam kami, mungkin memang belum sebaik antum. Islam kami masih ada budaya hindunya. Tapi kami paham, bahwa Islam hanya memiliki Allah sebagai Tuhan Yang Esa. Bukan dewa Laut!
Bila ini menjadi landasan tsunami terjadi di Aceh, lantas mengapa jogja tidak kena tsunami? Mengapa daerah lainnya di Indonesia tidak ada tsunami? Bukankah sebagian besar budaya masyarakat di Indonesia dipengarahui budaya hindu-budha? Kenapa harus Aceh? apa karena massif?  Ustad, budaya itu hanya ada di pesisir barat Aceh itu pun hanya beberapa desa saja. bukan seluruh Aceh. tapi kenapa dampaknya ke suluruh Aceh? sepertinya Tuhan tidak Adil atau sudah Buta ya Ustad?
*****
Terlepas dari fakta-fakta di atas, Ustad Basalamah terlalu memaksakan agar teori yang beliau ambil dari surah Al hajj 22 mengenai Allah akan menghancurkan suatu negeri karena dosa yang merata dan dilakukan secara terus menerus dapat diterima oleh jamaahnya.
Kenapa? Karena bila Aceh sebagai tolak ukurnya, maka teori ini sama sekali tidak relevan. Pertama, di lihat dari jumlah orang (yang katanya) mabuk, dibandingkan kota besar di indonesia, Aceh hanya sebagian kecil sekali. Lalu, untuk kejahatan tarian striptis, di Aceh tidak ada pub atau diskotik ya Ustad. Jadi, bila dibandingkan dengan provinsi tetangga, maka jumlah wanita yang goyang-goyang pasti lebih banyak. Lalu, kenapa Aceh?
Tsunami yang terjadi di Aceh tahun 2004 lalu bukanlah yang pertama kalinya terjadi di bumi serambi mekkah.  Tsunami pernah terjadi kala kerajaan islam sedang berkibar di bumi rencong. Kala itu, korban jiwa cukup besar dan memaksa Sultan untuk memindahkan pusat kerajaan dari Lampulo, ke Dalam. Lalu, apakah tsunami kala itu juga karena masyarakat Aceh suka ganja? Suka perempuan telanjang? Dan suka melarung sesajen ke laut? Kala itu hukum islam sangat ketat lho ustad.
Akhirnya, saya sepakat bila Allah memberikan musibah karena kesalahan makhluknya, akan tetapi, dalam kitab suci umat Islam juga dikatakan kalau bencana diberikan oleh Allah karena rasa sayangNya. Tsunami yang kata ustad diberikan karena dosa kami orang Aceh itu telah berhasil membuat rasa damai dihati kami. Kami tidak lagi di serbu oleh orang dari luar Aceh yang lebih senang menganggap kami ini seperti “anjing”. Kakak, adik, dan ibu kami, kini tak takut di culik oleh oknum bersenjata dan berbaju loreng lagi. Kami, sudah senang karena tsunami. Tsunami yang kata ustad datang karena dosa kami, orang Aceh!

“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali denga izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.” [at Taghabun/64:11]

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,”Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.” Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. [al Baqarah/2:155-157]

Semoga ustad berkenan dengan data yang saya sampaikan. Bukan dari katanya, tapi langsung dari orang Aceh




Update terakhir pertanggal 20 juni 2016, Ustad tersebut telah menyampaikan permohonan maafnya melalui video di jejaring Youtube