Kisah Sendu Di Balik Lezatnya Mie Aceh
Mie Aceh Plus Kepiting! foto by : lostpacker.com
 “Saya sempat tidak berani jualan selama lebih dari 1 minggu gara-gara ada orang yang di tembak pas di warung saya jualan itu, Dek”
Nama aslinya Tarmizi. Tapi, saya dan semua orang di sini, lebih mengenalnya sebagai bang Adi Mie Ayah Simpang Lhong Raya. Pun asalnya bukan dari lhong raya, melainkan dari Desa Lam Ateuk yang jaraknya cukup jauh.

Mie Aceh, kini telah mengambil bagian penting dalam perjalanan khasanah kuliner nusantara. Hampir bisa dipastikan menjadi kuliner wajib ketika saban kali mengunjungi tanah serambi mekkah ini. Kaya akan rasa, bumbu yang penuh dengan rempah-rempah asli Aceh, telah membuat Mie ini dikenal sampai ke Luar Negeri.

Kemasyhuran mie Aceh, bersanding dalam jajaran 43 makanan khas nusantara yang dinyanyikan oleh salah satu grup Band Indie asal Perancis, Fransoa Superstar. Betapa bangganya saya, tatkala makanan dari kampong ini akhirnya berhasil menjelajah hampir ke seluruh provinsi di Indonesia. Menyaingi si Nasi Padang.

Kisah Sendu Di Balik Lezatnya Mie Aceh

Saya sempat tercekat, tersentak kaget ketika bang Adi menceritakan pengelaman pahitnya kala berjualan di masa konflik Aceh beberapa tahun silam. Tiba-tiba saja, suasana yang tadinya “Cair” menjadi begitu tegang. Mukanya berubah menjadi sedikit suram. Saya, Bang Al, dan Fakhri hanya terdiam. Seperti masuk ke sebuah film yang diputar slow motion. Semilir angin siang yang meniupkan uap panas bercampur wangi bumbu mie Aceh yang sedang ditumis, tak mampu memecahkan suasana.

Ingatannya masih begitu sempurna untuk melupakan sebuah kejadian pahit di masa lalu. Ia, yang telah berjualan semenjak tahun 1994 silam masih duduk termangu di kursi kayu. Sembari melepas lelah setelah hampir sepanjang siang ia memasak mie untuk pelanggan setianya.

“Saya dari dulu jualan di simpang ini. Dulu, masih numpang di warung kopi orang. Belum ada rezeki untuk buka warung sendiri” Bang Adi mulai kembali bercerita. Sesekali, ketukan centong dengan belanga menghiasi percakapan kami. Bak alat music perkusi, semuanya serba teratur.

Foto kiriman hikayatbanda.com (@yudiranda) pada

Mie Aceh, pada dasarnya hampir sama dengan mie goreng pada umumnya. Mie yang terbuat dari tepung terigu, cabai yang digiling halus, bawang merah, dan bawang putih. Perbedaan paling mendasarnya ada di tambahan bumbu dasar dan tomat yang digunakan. Kami, menyebutnya sebagai tomat Aceh.

“Alhamdulillah, Mie yang saya jual masih saya pertahankan rasa aslinya. Saya juga masih pakai tomat Aceh, bukan tomat medan. Walaupun susah sekali beli tomat Aceh di pasar”. Perjuangan mempertahankan rasa yang khas di jaman yang serba impor ini tidaklah semudah memasak mie. Tomat medan, yang bercitarasa cenderung manis, akan membuat rasa mie Aceh terlalu manis. Sedangkan aslinya, mie Aceh cenderung asam, pedas, dan asin sedikit saja.

Tomat Aceh adalah salah satu rahasia dari resep mie Aceh Simpang Lhong Raya milik bang Adi. Tomat yang bentuknya seperti miniatur labu kuning ini (bentuknya pipih dan keriting) memiliki rasa yang asam dan sedikit kecut. Sehingga sempurnalah rasa mie Aceh yang sedari awal pembicaraan kami di aduk tanpa henti.

Kisah Sendu Di Balik Lezatnya Mie Aceh
Sebenarnya, bukan hanya mie Aceh yang sedang melawan rongrongan bahan baku impor dari luar daerah. Sie Reuboh, ayam tangkap, Sie Itek, dan gulai kambingpun hampir bernasib sama. Beruntungnya, bahan yang diperlukan untuk membuat makanan tersebut tidak serepot mie Aceh.

Kini, konflik telah berlalu. Tapi masalah tak pernah bergeser. Setelah dahulu berjuang dengan ketatnya jam malam, dan razia hampir di sepanjang jalan. Kini, Ia harus melawan kelangkaan tomat Aceh dipasaran. Salah satu solusi yang ia lakukan adalah menyewa lahan untuk ditanami pohon tomat tersebut. Dan, tentu saja hal tersebut membuat cost produksi menjadi naik.

Kisah Sendu Di Balik Lezatnya Mie Aceh

Sekali layar terkembang, pantang biduk surut ke pantai. Baginya, Mie Aceh adalah darah daging keluarga. Sedari ayahnya, sampai entah berapa generasi yang akan datang, ia akan tetap menjadikan mie Aceh sebagai sumber pendapatan keluarga besarnya. 
“Bang Adi, saya mie rebus pakai kepiting!” Fakhri tiba-tiba mengacungkan tangan dan minta dibuatkan mie Aceh. Lagi? Bukankah sejaman yang lalu ia baru saja makan mie tumis lengkap dengan daging sapi yang dipotong dadu? Ah kapan lagi, saya pun tak mau kalah. Kalian tahu kawan? Mie Aceh yang dimasak dengan cara di rebus lalu dicampurkan dengan kepiting payau itu adalah mie terenak!

Kisah Sendu Di Balik Lezatnya Mie Aceh


Kisah Sendu Di Balik Lezatnya Mie Aceh
Setiap suapan Mie Aceh yang lezat, kini saya menyadari, bahwa akan selalu ada cerita sendu dibaliknya. Mungkin, suatu hari nanti, rasa mie Aceh tidak akan lagi sama. Mungkin, bisa saja para penjual mie harus menerima kenyataan untuk memakai tomat medan, karena tomat Aceh semakin langka. Mungkin, sebaiknya, kamu yang membaca ini, segera memesan mie Aceh tumis pakai kepiting sebelum kehabisan!


Alamat Mie Ayah Simpang Lhong Raya :
Jalan Wedana No 3, Simpang Lhong Raya
Kota Banda Aceh
Buka Setiap Hari kecuali Minggu Tutup!
Jam operasional : 11.00 Wib S/D 01.00 Wib