Setelah kemarin membahas tentang hutan  sebagai habitatnya makhluk hidup. Maka terniat hati, ingin sedikit berbagi untuk para sahabat traveler. Tentang salah satu kuliner yang menjadi menu istimewa di beberapa daerah di Aceh. Seperti di Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Jaya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Pidie dan beberapa tempat lain di Aceh. Dimana, kuliner ini memiliki hubungan yang signifikan terhadap kelestarian hutan.

Hutan rumahnya para marga satwa yang mehasilkan berbagai jenis adat dan budaya. Juga hasil hutan yang secara langsung dan tidak langsung di nikmati oleh kita manusia.

Berikut adalah salah satu kuliner menjadi pewarna tradisi kebudayaan Aceh. Ialah gulai ikan jurung. Kuliner ini menjadi menu yang sangat diminati oleh masyarakat di beberapa bagian di Aceh. Tak terkecuali para traveler.


  (Gulai ikan kerling di anggap makanan Raja tempo dulu)

Bahkan kuliner ikan jurung ini, pernah dianggap sebagai makanan para raja. Konon, pada masa kerajaan Aceh. Ikan jurung menjadi menu wajib di istana raja. Maka tak heran, jika ikan jurung selalu di hidangkan pada acara-acara kebesaran atau penyambutan tamu penting.
   (Ikan kerling dalam hidangan untuk menyambut tamu)

Tentu menjadi keistimewaan tersendiri bagi sahabat traveler.  Ketika bisa menyantap menu istimewa ini saay jalan-jalan ke Aceh. Aceh, yang dikenal memiliki ragam keindahan alam, juga hasil alam seperti Ikan jurung atau di Aceh di sebut ikan kerling.

   (Sumber photo eksotisaceh)

Ikan jurung atau ikan kerling merupakan sejenis hewan Vertebrata yang berhabitat di air tawar. Ikan ini dikenal banyak mengandung protein dan lemak. Sehingga memiliki nilai jual juga tinggi. Kisaran 70.000 sampai 120.000 per kilonya.
   ( Hasil penangkapan ikan kerling di area Sungai Mas)

Ikan kerling banyak diminati oleh orang Aceh. Dan sangat jarang ada di pasaran. Karena, keberadaannya hanya ada di air tawar yang asri dan dalam. Maka untuk itu, keberadaan ikan ini sangat berpengaruh terhadap kelestarian hutan. Kerusakan hutan berdampak terhadap kelangkaan ikan jurung.

Berbeda tempat, berbeda pula cara racikan bumbunya. Namun tetap serumpun, ikan kerling sering di masak asam pedas dengan belimbing wuluh.
            (Ikan kerling yang di bakar)

Hewan yang memiliki tubuh yang indah dan bersisik menawan ini. Sering di buru oleh para nelayan di tengah malam dengan menjala atau memancing. 
Di Sungai Mas, selain dimasak asam pedas. Ikan kerling juga di masak dengan santan. Setelah ikannya dibakar, baru di masak dengan santan ditambah potongan cabai hijau.

Sungai Mas, merupakan wilayah paling banyak mengonsumsi ikan kerling. Karena letak pendesaannya di sepanjang aliran sungai yang merupakan habitat ikan kerling dari dahulu kala. Namun, saat ini ikan kerling sudah di ambang kepunahan. Karena kerusakan lingkungan menyebabkan sungai tidak lagi asri.

Ada sedikit harap yang bersemanyam di hati, agar ikan kerling ini terus ada untuk di cicipi oleh anak cucu. Maka, sepertinya di butuhkan ada konservasi terhadap budi daya ikan kerling ini. Seperti yang pernah dilakukan oleh Pemda Nagan raya

Sahabat traveler, jangan berkecil hati jika teman-teman ingin mencicipi kuliner istimewa ini. Ada beberapa tempat yang bisa teman-teman kunjungi yang langsung menyajikan menu ini. Seperti di beberapa rumah makan di Tangse Kabupaten Pidie dan Kota Meulaboh Aceh Barat.
   (Hidangan ikan kerling untuk menyambut tamu, gambar dari Junaidi )

Namun, jika teman-teman juga ingin menikmati langsung di alam terbuka. Maka silahkan datang ke daerah perdalaman Aceh seperti Sungai Mas di Aceh Barat, Tangse dan Geumpang di Pidie, Krueng Teunom di Aceh Jaya, Kluet di Aceh Selatan. Dan tempat-tempat lain yang memiliki perairan tawar yang di huni oleh ikan kerling.

Mari ke Aceh, nikmati keindahan alam, budaya dan kulinernya.